AMBON -
Pendekatan pembangunan wilayah Seram yang terkonsep dalam Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Seram terus dikembangkan. Konsep
tersebut dinilai sebagai solusi atas
masalah pembangunan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pengembangan Wilayah Bappeda Maluku, Jalaludin Salampessy mengatakan, Kapet Seram merupakan konsep yang dinilai paling efektif dalam mendorong pertumbuhan daerah.
“Dipilihnya Pulau Seram sebagai wilayah Kapet di Provinsi Maluku, setelah memenuhi syarat penetapan, dimana memiliki potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi dan Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar,” terang Jalaludin kepada wartawan kemarin.
Menurutnya, pelaksanaan kapet seram sendiri dibawahi langsung oleh kementerian pekerjaan umum, sedangkan ditingkat provinsi dikoordinir oleh Dinas PU, dan sudah termuat pada arahan tata ruang.
"Misalnya Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat yang terus mencoba untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus di SBB. Sedangkan Kabupaten Maluku tengah yang mencoba untuk mengembangkan seram utara dari aspek perkebunan, pertanian. Konsep ini sudah diatur dalam tata ruang wilayah," ujarnya.
Dikatakan, apapun yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten akan menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Maluku, sehingga semua program dan arah kebijakan dapat berjalan dengan baik.
Wilayah yang masuk dalam pengembangan Kaper Seram mencakup seluruh Pulau Seram termasuk Pulau Buano, Pulau Manipa dan Pulau Kelang.
Secara geografis, KAPET Seram terletak antara 2deraja 69 derajat lintang lelatan sampai 4 derajat dan 38 derajat lintang selatan dan antara 127 deraja 44 derajat bujur timur sampai 131 derajat 32 derajat bujur timur.
Sementara batas administratif dalam Kapet Seram adalah, Sebelah utara Laut seram, Sebelah Selatan Laut banda, Sebelah Timur Laut arafura dan Sebelah Barat Laut Buru. (KTI)
masalah pembangunan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pengembangan Wilayah Bappeda Maluku, Jalaludin Salampessy mengatakan, Kapet Seram merupakan konsep yang dinilai paling efektif dalam mendorong pertumbuhan daerah.
“Dipilihnya Pulau Seram sebagai wilayah Kapet di Provinsi Maluku, setelah memenuhi syarat penetapan, dimana memiliki potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi dan Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar,” terang Jalaludin kepada wartawan kemarin.
Menurutnya, pelaksanaan kapet seram sendiri dibawahi langsung oleh kementerian pekerjaan umum, sedangkan ditingkat provinsi dikoordinir oleh Dinas PU, dan sudah termuat pada arahan tata ruang.
"Misalnya Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat yang terus mencoba untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus di SBB. Sedangkan Kabupaten Maluku tengah yang mencoba untuk mengembangkan seram utara dari aspek perkebunan, pertanian. Konsep ini sudah diatur dalam tata ruang wilayah," ujarnya.
Dikatakan, apapun yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten akan menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Maluku, sehingga semua program dan arah kebijakan dapat berjalan dengan baik.
Wilayah yang masuk dalam pengembangan Kaper Seram mencakup seluruh Pulau Seram termasuk Pulau Buano, Pulau Manipa dan Pulau Kelang.
Secara geografis, KAPET Seram terletak antara 2deraja 69 derajat lintang lelatan sampai 4 derajat dan 38 derajat lintang selatan dan antara 127 deraja 44 derajat bujur timur sampai 131 derajat 32 derajat bujur timur.
Sementara batas administratif dalam Kapet Seram adalah, Sebelah utara Laut seram, Sebelah Selatan Laut banda, Sebelah Timur Laut arafura dan Sebelah Barat Laut Buru. (KTI)
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda