Showing posts with label NOVEL PENDEK ANTARA CITA-CITA DAN CINTA. Show all posts
Showing posts with label NOVEL PENDEK ANTARA CITA-CITA DAN CINTA. Show all posts

Thursday, April 12, 2018

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA BAGIAN AKHIR

Enam bulan berlalu, nilai qeela pada semester ini sangat mengagumkan, tiba-tiba telephon masuk ternyata telphon itu datang dari kepala dinas kesehatan provindi yang membiayai kuliah qeela. telepon itu membawa kabar gembira buat qeela. atas prestasi qeela disemester ini pemerintah daerah melalui dinas pendidikan memberikan penawaran buat qeela bila dua semester depan bisa diselesaikan dengan baik maka akan diberikan beasiswa untuk pendidikan dokter spesialis.

Lagi-lagi pilihan sulit itu datang lagi, sementara pihak ahkam sudah siap kapan mereka akan menikah, sementara tidak ada pilihan lain bagi qeela, lagi-lagi dia harus merelakan cintanya demi menggapai cita-citanya. sebuah pilihan yang sungguh berat. Pilihan yang benar-benar membuatnya hancur. namun apa yang harus iya lakukan, demi cita-cita dia harus berani ambil keputusan.

Tidak ada pilihan bagi ahkam, dia serahkan semuanya pada kedua orang tuanya. apapun langkah orang tua akan dituruti. Tanpa disangka orang tua ahkam membujuk zanit dan melamarnya untuk ahkam, ahkam kaget, zanit lebih kaget lagi, zanit tidak punya pilihan, ahkam akan dinikahkan dengan wanita lain bila dia menolak. zanit sangat menyayangi qeela, dan juga ahkam harus menerima. zanit dan ahkam sepakat untuk untuk menjalani pernikahan ini hanya untuk kebahagian orang tua mereka. ahkam dan zanit tidak bisa memberitahukan hal ini kepada qeela, beta kaget dan hancurnya qeela bila mengetahui hal ini. namun ini semua tidak bisa dirahasiakan, akhirnya dengan penuh resiko ahkam menyampaikan berita pernikahannya dengan zanit kepada kekasihnya.

Qeela hanya bisa menangis pasrah, tidak banyak yang bisa dia perbuat, lewat media sosial selalu membangun diskusi dengan ahkam dan zanit, namun tidak ada kata lain, pernikahan ini tidak bisa dibatalkan, hati qeela hancur menjadi keping-kaping guci antik yang berserakan, walau antik gujinya namun apalah guna bila tepah jadi kepingan. kondisi qeela semakin kacau, stdudinya mulai terbengkalai, bulan depan pernikahan ahkam dan zanit sementara dua bulan lagi qeela akan menghabiskan semester yang kedua, dia harus fokus bila ingin melanjutkan cita-citanya. apapun pelajaran yang di terima di kelas semua pergi entah kemana, mata dan hatinya kosong, tidak ada satupun pelajaran yang mampu diserap dengan baik. apalagi setelah pernikahan zanit dan ahkam. qela makin terbawa perasaan dan tidak bisa berbuat banyak. hanya air mata yang setiap saat menemani dirinya, "kenapa harus zanit,  kanapa kau zanit, apa yang ada dalam pikiranmu zanit" "kau tahu ahkam siapa, dan kau tahu aku sama ahkam seperti apa" pikiran semacam itu, lagi-dan lagi berkecamuk dalam pikirannya. hanya kepada Allah tempat dia mencurahkan isi hati dan kegundahan di hatinya.

Setiap hari di media sosial, selalu ada kabar dan zanit, zanit selalu minta maaf  kepada qeela, atas pernikhannya dengan ahkam, zanit sangat merasa bersalah pada qeela, namun dia juga tidak punya banyak pilihan. setiap menerima pesan zanit dan ahkam hati qeela selalu terluka, dia selallu teringat kisah mereka salama mengenyam pendidikan khususnya waktu mereka di beranjak remaja di SMA. Nilai qeela disemester dua sangat jauh dari yang dia harapkan, kejadian ini membuat prestasinya benar-benar amruk, Ibu kepala dinas memberikan semangat kepada qeela dan memberikan kesempatan terakhir untuk semester depannya. qeela yang masih merasa hancura dan belum bisa keluar dari kondisinya itu, mulai bangkit, "aku harus tinggalkan sahabat-sahabatku bila cita-cita itu harus aku raih. akhirnya qeela memutuskan untuk menutup komunikasi denga sahabatnya dia hanya mau berkomunikasi dengan ibunya. kepada ibunya qeela berpesan untuk tidak memberikan nomor kontaknya kepada sahabatnya. namun setiap hari sahabatnya zanit tidak henti-hentinya menyapanya melalui FB messenger. walau setiap pesannya tidak pernah terbalas oleh qeela. zanit tetap menyapa sahabatnya, setiap hari di tidak lupa sempatkan waktunya untuk menyapa qeela walau itu hanya sekedar say hello atau sekedar menanyakan kabar.

Dilain sisi qeela sangat antusias menekuni studinya, prestasi makin baik semester demi semester nilai yang diperoleh sangatlah sempunrah. akhirnya kuliah kedokteran hanya ditempuh dalam waktu yang sangat singkat. untuk S1 kedokteran hanya ditempuh dalam waktu 3,5 tahun dan Spesialis hanya ditempuh dalam waktu 1,5 tahun.

Hari ini adalah hari yang paling bahagia bagi qeela, hari ini acara pengukuhan untuk menjadi seorang dokter spesialis, qeela mengambil sepesialis kandungan. dengan harapan agar bisa membantu masyarakat yang kurang mampu. ibu qeela menghadiri acara wisuda qeela. setelah acara wisuda qeela harus menunggu waktu kurag lebih dua minggu untuk mengurus segala sesuatunya untuk bisa pulang ke daerahnya. Pada hari-hari kosong sang ibu mulai berbicara dengan qeela tentang dua sahabatnya. "La.. zanit hampir setiap hari kerumah, dia selalu bercerita tentang kehidpannya bersama ahkam. Pada awalnya zanit dan ahkam menikah itu hanya untuk menghibur orang tua ahkam saja, meraka sepakat untuk tidak berhubungan selama menikah sampai kamu kembali dan menikah dengan ahkam". mendengar cerita ibunya air mata qeela mulai membasahi pipinya. tidak tahan akhirnya qeela menangis karena selama ini telah salah sangka kepada sahabat dan kekasihnya.

Qeela kemudian membuka media sosial yang sudah empat tahun lebih dia tinggalkan, hanya satu yang ingin dia ketahui yakni apa saja yang disampaikan sahabatnya. ribuan pesan yang datang dari satu sumber saja, yai zanit sahabatnya. dia membaca setiap pesan dari zanit. Ada satu pesan yang sangat penjang sekali pesan yang dikirim zanit sekita tiga tahun lalu yang isinya.

"Assalamualaikum La, hari ini setahun pernikahan aku dan ahkam. Dimalam ultah pernikahan ini ahkam mendatangiku namun yang dia sebut adalah namamu, dia memanggilmu dalam tidurnya, aku terbangun dan tersenyum, aku menangis kecil tidak menyangka begitu besar cinta ahkam padamu La. Ahkam begitu mencitani dirimu, kemudian dia mendekatiku memelukku dan dengan tetap menyebut-nyebut namamu La. aku tidak tega bisa mengehentikannya, aku hany bisa menangis mengingat kamu la. aku hanya bisa berteriak dalam hati La kamu dimana, kamu kemana, ini kekasihmu, segeralah pulang dan ambil kekasihmu ini. temani dia, dia terlalu merindukannmu. ahkam milikmu, bukan milikku, datangla qeela. karena haru itu, aku tidak bisa menghentikan ahkam La, akhirnya sebuah kejadian yang diluar perkiraan itu terjadi, aku tidak sanggup menghentkan ahkam untuk saat itu. dia aku serahkan semua kepadanya"

Membaca  pesan ini qella menangis lagi, "setahun sahabatku tidak menjalankan rumah tangga mereka sebagaimana layaknya pasangan suami istri dan aku masih menuduh mereka. sahabat seperti apa aku ini" gumam qeela.pesan panjang kedua juga di baca oleh qeela

La,  Kejadian sebulan lalu aku dan ahkam hampir tidak saling manyapa. karena merasa malu, ahkam sangat malu kepadaku, karena mendatangiku mambawa batangmu dan aku juga sangat malu kepadanya karena menyembut yang seharusnya tidak aku sambut. Namun atas kejadian itu aku sekarang mengandung anak ahkam La.. aku bingun aku harus bagaimana, aku ingin membagi cerita ini denganmu apa yang harus aku lakukan tolong aku la aku bingun. hal ini tidak saya sampaikan pada ahkam, aku butuh seorang teman yang bisa mengerti aku yaitu kamu la.

lagi-lagi membuat qeela mengangis,

Qeela hari ini aku putuskan untuk melepaskan anak ini, aku tidak bisa menghianati sahabatku, hanya engku yang layak menjadi milik ahkam La,, bukan aku, cinta ahkam itu untuk kamu, bukan untuk aku.

Zanit apa yang kamu lakukan, kenapa harus kamu lakukan hal seperti itu, itu akan membahayakan dirimu Nit, maafkan aku sahatatku.

La hari ini tiga tahun usia pernikahan kami, kami diminta oleh orang tua kami untuk memberikan mereka cucu, aku sangat terpukul mendengar permintaan itu, aku serahkam sepenuhnya pada ahkam. La dengan berat ahkam harus mengambil langkah ini, menurut dia kamu harsunya sudah selesai tahun ini dan seharusnya telah kembali, namun tidak ada kabar darimu makanya ahkam memilih untuk menjadikan pernikahan ini pernikahan yang sebenarnya. pernikahan yang dijalani oleh setiap pasangan suami istri.

"Maaafkan aku kam, maafkan aku, aku arus lanjutkan studi ini. memang saat itu telah selesai studiku dan aku harsunya pulang namun keegoisanku yang ingin mengejar impian akhirnya aku harus menerima tawaran Pemerintah untuk melanjtukan kuliah ini.

La kami sudah menjalani pernikahan yang sebenarnya selama hampir dua tahun ini, namun aku belum juga mengandung, apa yan terjadi denganku La, apakah ini akibat kejadian beberapa tahun lalu, aku menceritakan kejadian itu pada ahkam, ahkam hanya bisa memeluk dan meminta maaf padaku. sekarang kita hanya bisa pasrah kepada Allah swt.

Membaca pesan-pesan sahabatnya ini qeela kemudian mulai menelpon dokter senior dan dosennya untuk mencari jalan kepada sahabatnya. setiap hari dia selalu meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan dokter dan siapa saja yang memiliki informasi tentang masalah sahabatnya, Sama seperti dahulu dia berusaha mencari jalan untuk kesembuhan ayah ahkam sehingga bisa bertahan hingga selama ini. dia juga harus berhasil agar sahabatnya bisa mengandung lagi.

Setelah selesai mengurus administrasi di kampus, qeela dan ibunya kemudian kembali ke kota mereka, mengetahui sahabatnya telah kembali, zanit kemudian langsung kerumah qeela. melihat kedatangan sahabanya itu, qeela menyambut dengan pecahnya tangisan mereka. seharian penuh mereka bercerita, Qeela mulai dinas seni besok, qeela sarankan untuk sahabatnya untuk mendatanginya ke rumah sakit bersama ahkam. qeela telah menerima kenyataan walau hantinya untuk ahkan harus dia tahan.

Selama beberapa bulan konsultasi akhirnya zanit mengandung anak ahkam, hari yang dinati itu datang juga, betapa bahagianya mereka bertiga. qeela juga telah mendapati tambatan hatinya yaitu teman dokternya sendiri. di usia kandungan zanit yang ke delapan bulan, mereka berencana konsultasi ke dr. qeela dalam perjalanan mereka sengaja mampir di sebuah minimarket untuk membeli sesuatu untuk qeela. zanit yang sangat gembira, begitu keluar dari mobil tidak memperhatikan suasana jalan, dia langsung menyeberang tanpa memperhatikan kondisi jalan. tiba-tiba zanit tersenggol oleh sebuah mobil yang sengaja melambung mobil mereka. zanit terjatuh, sementara mobil yang menyerempet zantit tidak bisa dikendalikan sehingga melewati jalur dan menabrak kendaraan yang berada di jalur yang berlawanan.

Zanit dan sopir itu kemudian dilarikan kermah sakit, qeela ditelpon sama pihak rumah sakit kalau sang kekasih meninggal karena kecelakaan dan sekrang berada di ruang UGD. zanit kemudian berlari untuk melihat kekasihnya, semntara berlari dengan airmata yang mentes, zanit ditelpon oleh dokter bedah untuk segera ke ruang operasi untuk menemaninya melakukan operasi terhadap pasiennya yang ternyata sahabatnya. zanit. qeela kemudian berlari ke ruang operasi untuk melakukan tindakan penyelamatan walau tanpa melihat kondisi kekasihnya terlebih dahulu. operasipun selesai dilakuan akibat pendarahan hebat zanit semakin lemah walau anaknya telah berhasil di selamatkan, namun kondisi zanit semakin lemah, ahkam berusaha kutkan zanit namun tangin zanit merangkul tangan ahkam dan qeela lalu mendekapnya dan meminta meraka berdua untuk mejaga gadisnya anaknya.  teranyta mobil yang mencelakai zanit adalah mobil kekasih qeela. akhirnya ahkam dan qeela menikah dan putri zanit mereka namakan Zanita sesuai nama ibunya.

S E K I A N....

BACA JUGA :

Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Delapan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sembilan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sepuluh
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sebelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Duabelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Tiga belas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Akhir




Saturday, February 3, 2018

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA 13

Waktu itupun tiba, hari ini adalah hari pengumuman kelulusan, bagi SMA Qeela, selain itu hari ini juga merupakan hari pengambilan atau penentuan keputusan antara Cita-Cita dan Cinta qeela, cita-
cita dan mimpinya yang sejak lama ia benamkan dalam tekat yang kuar itu, harus pupus karena ketidak berdayaan mereka. 

Sejak pagi Qeela telah bersiap, pagi itu air matanya selalu menetes, harapannya yang begitu besar untuk menjadi seorang dokter harus ia simpan untuk anaknya kelak. Dalam sujudnya dia tidak lupa memohon agar Allah SWT selalu melindungi dan memberikan ketabahan padanya. Bedak yang menempel di wajahnya selalu terhapuskan oleh air matanya yang sejak semalam belum mengering. Air mata itu belum juga hilang. 

Sebuah pilihan yang tidak ada pilihan bagi qeela, Antara Cita-Cita dan Cinta, itulah pilhan baginya hari ini, tapi dia tidak bisa memilih karena memang tidak ada yang harus dipilih. Dia tidak bisa memilih untuk cita-citanya karena memang sudah tidak lagi ada jalan ke sana. satu-satunya pilihan adalah menerima pinangan ahkam. Apa yang hars saya lakukan, semoga ini adalah pilihan terbaik dari Allah SWT untuk masa depanku, gumam qeela sambil membersihkan air mata yang selalu saja menetes. Hari ini begitu berat baginya, semua langkahnya terasa kaku, kakinya sangat berat untuk diayunkan, memang sebuah hari yang sangat berat.





Qeela kemudian pamit kepada ibunya untuk ke sekolah, qeela duluan ke sekolah ya ma. pamit qeela pada ibunya. Qeela pingin segera sampai di sekolah, mungkin di sekolah hatinya akan lebih tenang menerima takdir Ilahi. Kedua sabahab saya juga mungkin sekarang sudah dalam perjalanan. 

Sesampainya di sekolah, qeela dipanggil menghadap kepala sekolah, semua dewan guru telah menunggunya dan memberikan selamat padanya. memang di sekolah qeela dikenal sebagai siswi yang cerdas dan berperingkat. Setiap guru yang menemui qeela semua bersalaman dan memberikan ucapan selamat. Qeela semakin sedih menerima ucapan ini, wajahnya tersenyum namun hatinya bagai dibakar api yang sangat panas. "Qeela, semua guru memberi selamat padamu, selamat menempuh hidup baru qeela" gumam qeela yang lagi-lagi membuat air matanya menetes.

Memasuki ruang kepada sekolah, qeela memberi salam dan melihat ibu Kepala sekolah dan seorang ibu yang menggunakan pakaian dinas PNS lengkap, mungkin guru baru sekolah ini gumam qeela. "ini bu ini Qeela" ibu kepala sekolah memperkenalkan qeela pada ibu itu yang ternyata Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Provinsi. Tujuan KADIS kesehatan tersbut adalah untuk mencari lulusan terbaik dengan nilai ipa atau biologi tertinggi untuk diberikan beasiswa kedokteran dan kelak akan menjadi salah satu dokter di rumah sakit daerah. 

Kepala sekolah memperkenalkan qeela pada ibu KADIS.

Kepsek  : Qeela, Kenalkan ini Ibu Lisa Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
                 Beliau ke sekolah kita keranamembawa maksud yang mulia, tahun ini Pemerintah Daerah
                 Memberikan Kesempatan kepada putra putri terbaik untuk diberikan beasiswa pendidikan
                 lanjutan. Beliau datang ke sini untuk mencari siswa atau siswi yang memiliki tinggi dan
                 lebih spesifik nilai pada bidang IPA.
Kadis    :  Iya de, ibu ke sini untuk mencari siswa untuk kami berikan beasiswa kedokteran.untuk
                kedepan setelah lulus bisa mengabdi di daerah.


Qeela kaget bukan main, airmatanya menetes pelan, namun dia belum tahu apakah dia satu-satunya siswa yang dipanggil atau masih ada rekan lain yang akan bersaing dengannya mendapat beasiswa itu. Qeela gemetar mendengar penyampaian dari Kepala Sekolah dan Ibu Kadis.

Kepsek  :  Makanya ibu panggil qeela ke sini, karena dari semua siswa qeela yang lebih pantas
                untuk menerima ini. Nilai terbaik untuk lulusan kali ini adalah qeela dan nilai tertinggi di
                kelas IPA adalah qeela juga, jadi ibu langsung memilih qeela.

Kini air mata qeela tidak bisa lagi di tahan, qeela menangis sejadi-jadinya, qeela bangkit dari duduknya lalu sujud syukur kepada Allah SWT kemudian bangkit dan tanpa malu bersalaman serta menangis dipelukan Ibu Kadis dan juga Ibu kepala sekolah. qeela begitu gembira dia begitu senang dan akhirnya impiannya itu akan menjadi kenyataan sebentar lagi.
Merasa agak aneh dan berlebihan tingkah qeela, kedua ibu tersebut lalu bertanya kepada qeela kenapa dia begitu senang dan gembira seperti itu..

Qeela kemudian menceritakan apa yang ia dan ibunya alami di bank, sampai ibu Kepsek dan Ibu Kadispun ikut menangis bersama qeela. lalu kepalah sekolah meminta agar Ibu qeela dipanggil sebentar di kantor beliau.

Sampainya ibu qeela, disambut haru dan tangisan qeela, kepsek lalu menyampaikan maksud dipanggilnya ibu qeela ke kantor, Ibu qeela juga ikut terharu dan menangis, mereka sudah putus asa namun Allah SWT memberikan jalannya. qella begitu senang. qeela tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.

Ibu Kepala sekolah kemudian mempersilahkan Ibu Kadis agar dapat bersama mereka ke aula untuk memulai acara pengumuman kelulusan. akhirnya mereka bertiga bergegas ka ruang aula sekolah. kecuali qeela yang harus beradaptasi dengan siswa lainnya. Hati qeela begitu riang dan gembira, airmatanya tidak berhenti menetes karena haru, begitu juga ibu qeela yang bagitu senang dan bangga kepada putrinys.

Dari jauh, Ahkam dan zanit sedang memandang qeela, mereka melihat sahabat mereka itu, begitu riang dan gembira. Qeela tidak terlihat seperti hari kemarin yang penuh dengan kesedihan dan kepedihan, hari ini sangat cerah wajahnya begitu bersuka cita. ada apa dengan qeela hari ini, gumam ahkan dan zani

"La kamu kenapa" kata zanit sambil menahan tangisnya qeela mengajak kedua sahabtanya untuk mendengarnya langsung di aula. lalu ahkam dan zanit mendengar sambutan kepala sekolah, oh jadi inilah yang membuat sahabat mereka gembira hari ini, zanit[un ikut bahagia bersama qeela dan berdua menangis haru. berbeda dengan sahabatnya ahkam sedikit bingung, entah apa yang seharusnya iya lakukan. dilain sisi iya amat gembira atas prestasi kekasihnya namun dilain sisi iya sedikit hancur atas rencana pernikahannya.

setelah hari itu ahkam dan qeela sama-sama bingung entah langkah seperti apa yang harus dijalani mereka berdua, akhirnya qeela memberikan kesempatan kepada ahkam untuk menunggunya selama satu semester berjalan. ahkam pun setuju dengan pilihan qeela, setelah berdiskusi dengan orang tuanya.


BACA JUGA :

Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Delapan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sembilan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sepuluh
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sebelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Duabelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Tiga belas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Akhir


ANTARA CITA-CITA DAN CINTA (Bagian 12)

Pagi itu setelah beres-beres rumah, zanit bercenana bermain ke rumah qila, zanit ingin bersilaturahmi dengan sahabatnya. Memang hampir sebulan setelah selesai ujian sekolah mereka jarang bertemu, hanya lebih banyak bersilaturahmi lewat telpon. Pagi itu qela juga menemani ibunya ke bank, ibu qeela ingin mengecek tabungan kuliah qeela yang sudah sekian lama disimpan di bank. mungkin ini saatnya untuk melihat tabungan mereka, sebentar lagi qeela akan menempuh kuliah sesuai cita-citanya.

Setelah sampai di bank, betapa terkejuitnya ibu qeela mendengar penyampaian petugas bank, kalu tabungan atau rekening beliau nihil. Manamungkin seperti itu, sementara tabungan tersebut belum pernah diambil oleh beliau. Ibu qeela baru beberapa kali mengecek saldo tabungan itu lewat atm, tapi untuk mengambil uang tersebut belum pernah.
Menurut teller bank uangnya baru nihil bulan kemarin, sebelumya saldo yang terkumpul cukup banyak lebih dari Rp. 30. juta rupiah. Apakah ibu pernah mengambil uang lewat ATM, tanya teller bank, tidak pernah kata ibu qeela, henya beberapa kali saya ngecek saldo saja, Berarti tabungan ibu mungkin kena hackers. 





Qeela dan ibunya kemudian pulang dengan hati yang hampa. terlebih bagi qeela. hatinya hancur berkeping-keping. impiannya yang dibangun selama ini hilang begitu saja. kenapa masih ada orang yang tega berbuat seperti itu pada mereka. Qeela sangat terpukul terlebih lagi ibunya, entah apa yang harusnya mereka lakukan, apakah tabungan mereka bisa dikembalikan. Qeela terasa seperti dibakar, entah apa yang terjadi pada masa depan dan cita-citanya, hancur, hilang semuanya.
Perasaan hancur ini dia hampir saja hilang kendali, dalam perjalanan pulang mereka dari kejauhan terdengar suara adzan, hati qeela luluh, mungkin inilan takdir Allah swt. aku tidak boleh jatuh karena cobaan ini, kalau aku jatuh seperti ini lalu bagaimana dengan ibu, qeela bergumam sendiri dalam hati.  Seketika dia tampak tegar namun belum bisa tenang sepenuhnya, Qeela ingin melampiasakan kesedihannya dengan menangis sekencangnya, namun dia berfikir betapa hancur hati ibunya kalau melihat dia seperti itu.

Sampai di rumah Qeela lalu berwudhu dan sholat, dia melampiaskan segala rasa di hati kepada Sang Pemilik Hati, dia pasrahkan segalanya kepada Illahi Rabbi, Qeela pasrah dengan takdir yang diterimanya. Qeela  sangat kecewa, namun tidak bisa berbuat banyak. Setelah shalat, terdengan suara sahabantnya zanit. Zanit langsung ke kamar qeela. Kehadiran zanit sedikit mengobati hati qeela yang sejak tadi gusar dan sedih, Qeela kemudian menceritakan semuanya kepada sahabatnya, tidak terasa mata keduanya memerah. Begitulah kedua sahabat ini yang selalu berbagi, dikala senang maupun sedih.

Hari sudah sore, matahari sedikit demi sediki mulai menghilan dari pandangan mata. Zanit pamit kepada qeela untuk pulang. Zanit tidak langsung pulang kerumahnya, dia mampir sebentar di rumah ahkam untuk menceritakan kepada ahkam kejadian yang menimpa qeela. mendengan cerinta dari zanit, ahkam lalu menuju rumah qeela, ahkam diminta zanit untuk memberikan hiburan untuk qeela, zanit juga berpesan kepada ahkam bahwa hari ini bukan hari yang tepat untuk menyampaikan omongan orang tua ahkam kepada qeela. ahkam memahami permintaan zanit dan memendam hatinya untuk teteap menghibur qeela.

Setiap hari ahkam berusaha untuk menenangkan hati qeela. Qeela perlahan mulai bisa menerima keadaan ini. mungkin cita-cita itu hanya potret SMA yang hanya bisa dipandang olehnya. Hari-hari berlalu, tidak terasa dua minggu lagi mereka mendengar pengumuman lulus sekolah. selama beberapa hari ini qeela tidak lagi berbicara masalah cita-citanya, tidak lagi berbicara masalah kuliahnya. 

Dalam sebuah kesempatan, ahkam menceritakan, masalahnya kepada qeela, qeela bergumam dalam hati, apakah inilah masa depanya. dalam hati qeela berkata "apakah aku harus nikah dengan ahkam secepat ini, lalu bagaimana dengan impianku, bagaimana dengan cita-citaku, bagaimana dengan ibu serta adiku, begitu banyak tanya dalam hatinya. qeela meminta waktu untuk memikirkan perkataan ahkam padanya. Ahkam menyerahkan semua keputusan pada qeela.

Qeela terlihat gelisa, hatinya bercampur aduk, antara bahagia, ataupun sedih, bahgia karena ahkam melamarnya dan sedih karena cita-citanya sedang diujung tanduk. Langkah mana yang harus aku Kuliah atau menikah, kalu kuliah, bagaimana caranya, darimana biayanya, lalu kapan waktunya. kalau menika, bagaimana dengan adik dan ibu, bagaimana dengan cita-cita dan impianku.

Melihat putrinya gelisa, ibu qeela lalu mendekati qeela dan bertanya perihal apa yang ia pikirkan, qeela lalu menceritakan tentang hubungannya dengan ahkam, ibu qeela seakan tersenyum bahagia dan memberikan kepada qeela keterbukaan mengambil sikap, ibu qeela membelai rambat anaknya itu sambila berkata, nak semua takdir kepunyaan Allah SWT, yang penting kita telah berusaha dan tawakal, mungkin ini jalan dari Allah SWT yang harus kita terima, ini ujian bagi kita. qeela terdiam.

Senin depan adalah hari pengumuman lulus sekolah, aku harus memberikaan jawabanku pada hari itu, gumam qeela, setiap malam qeela memohon kepada Allah SWT lewat doa dalam tahajutnya. shalat istigarah, mohon petunjuk Allah SWT, untuk menunjukan pilihan mana yang patutnya dia ambil. Seminggu lebih iya memikirkan jalan mana yang harus diambil, dan sampailah pada pengambilan kepututusan, karena kuliah sudah tidak mungkin ia laksanakan, jalan satu-satunya adalah menikah dengan kekasih yang juga sahabatnya itu. tidak ada jalan lain, dia juga tidak ingin mengecewakan kekasihnya, apalagi ini adalah permintaan dari orang tua kekasih hatinya yang begitu baik kepadanya.

Besok adalah hari pengumuman lulus, qeela menghubungi ahkam dan zanit untuk bertemu di sekolah besok. mereka bertiga sepakat untuk berkumpul lagi di sekolah. Qeela memiliki tekat bulat untuk menyampaikan keputusannya pada ahkam. Dia akan menerima pinangan Ahkam, karena memang jalan untuk dia lanjutkan kuliah di kedokteran seperti cita-citanya sudah tertutup. Dia hanya bisa menahan hatinya agar terlihat tegar di hadapan ibunya.

bersambung.......................

BACA JUGA :

Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Delapan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sembilan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sepuluh
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sebelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Duabelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Tiga belas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Akhir

Friday, December 29, 2017

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA BAGIAN SEBELAS

Malam itu Ahkam tidak bisa pejamkan mata, sejak sore tadi ahkam begitu gelisa dia hanya bisa bengong, galau dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Apa yang harus saya lakukan, mengapa harus begini jadinya, lalu bagaimana dengan qeela, apakah dia mau menerima ini, sedangkan impian dan cita-citanya begitu tinggi. lalu apa yang harus saya sampaikan, apakah saya harus jujur dan berterus terang kepada qeela, atau aku harus diam saja dan menganggap angin lalu apa yang ayah dan ibu sampaikan sore tadi. tapi aku tidak tega menyakiti hati orang tuaku. gumam ahkam dalam hati mengisi kegalauan dirinya.

Ahkam kemudian melangkahkan kaki ke dapur untuk mengambil segelas teh hangat untuk menyejukan hatinya. dia malihat Novel Pendek yang pernah dibacanya yang ia letakan di atas meja belajarnya,

Kisahku ini seperti kisah dalam sebuah Novel Pendek Antara Cita-Cita dan Cinta, apakah akan seperti itu.. ahkam bergumam lagi, lalu melanjutkan langkahnya untuk membuat satu gelas teh hangat, tidak disangka ayah dan ibunya sedang berada di ruang tamu..

Ayah    : kam, sini nak.. mau kemana kamu

ahkam : ya pa.. mau buatin teh hangat

ayah    : oh.. sudah biar bibi aja yang buatin tehnya ayo kamu duduk sini dulu ayah mau ngomong,

ibu      :  bi tolong bikin teh angat ya buat ahkam..

bibi     :  iya bu..

ayah ahakam kemudian membicarakan tentang pernikahan anaknya itu, ayah minta maaf nak, bukan maksud ayah untuk menghalalngi langkah kalian berdua untuk melanjutkan pendidikan, Ayah ahkam sampai menitikan air mata

Ahkam  :  yah.. ayah sudah ya.. ahkam tidak apa-apa, ahkam hanya ingin berbakti kepad ayah dan ibu saja, apapun itu resikonya, tapi untuk ini memang agak berat karena qeela tidak mudah untuk menerimanya, begtiu tinggi cita-citanya yah. ahkam bingung harus gimana menyanmpaikan hal ni kepadanya.

ibu    :  sampaikan saja nak dengan hatimu, ini permintaan ayah kami yang terkhir, ayah hanya ingin melihat kamu menikah, ayah tidak lama lagi bersama kita nak, apakah kamu tidak ingin melihat ayah bahagia di ujung waktunya ini, (ibu ahkanpun tidak dapat menahan tangisnya)

melihat kedua orang yang sangat dicitai dan hormati itu menangis ahkam langsung menenangkan keduanya dengan berkata :

ahkam  :  yah, ma, maafkan ahkam kalau sudah membuat ayah dan ibu bersediah seperti ini ya.. ahkam akan menyampaikan kepada qeela masalah ini. insyah Allah besok ahkam ajak jalan qeela dan mengutarakan maksud ayah dan ibu kepadanya, semoga qeela bisa memahami ini.





bibi : ini kam tehnya..

bibi memotong suasana

ahkam  :  iya bi makasih ya..

bibi    : sama-sama ..

ahkam  :  tapi, jujur ahkam masi bingung entah bagaimana caranya menyampaikan hal ini kepada qeela mengingat begitu tinggi impian dan cita-citanya.

ibu     : apa harus mama yang menyampaikan kepada qeela (memang orang tuah ahkam sangat sayang pada qeela dan zanit, mereka telah dianggap seperti anak nya juga..

ahkam  :  jangan ma.. biar ahkam saja ya.. ahkam mohon berikan ahkam sedikit waktu untuk menyampaikah hal ini pada qeela.. ahkam akan mencari waktu yang benar-benar tepat untuk menyampaikannya pada qeela..

ayah dan ibu :  iya nak.. semoga qeela bisa memahaminya..

ahkam   :   ahkam istrahat dulu yah, ma.

kemudian ahkam kekamarnya lagi untuk menenangkan dirinya, dit terlihat lagi Novel Pendek itu dan teringat sahabatnya zanit, yang memang sangat senang membacanya bahkan telah berulang kali membacanya.

mungkin zanit bisa memberikan saran, tidak ada salahnya bila aku sampaikan dulu kepadanya.. lalu ahkam menelpon zanit malam itu dan mengajaknya jalan sebenta.

ahkam  :  yah, ma aku keluar sebentar ya,,

ibu      : mau kemana nak..

ahkam  :  mau ajal jalan zanit sebentar ma

ibu       : oh iya tapi jangan kemaleman ya.. bentar aja kan.. ini uda jam 9 nak..

ahkam   : iya ma.. sebentar aja paling setengah jam atau sejam gitu aja..

ibu      :  iya hati-hati, kasihan anak gadis orang diajak sampai larut..

ahkam  :  iya ma bantar aja..

ahkam kemudian kerumah zanit dan mengajak jalan zanit, mereka mampir di sebuah kafe kecil sederhana namun memanjakan mata dengan penoramanya.. lalu ahkam kemudian menceritakan apa yang baru saja ia dan orang tuanya bicarakan.

ahkam    :  gitu nit.. kenapa saya ajak jalan kamu malam ini.. kira-kira bagaimana saran kamu nit.

zanit      :  kam, aku juga bingung, kamu tahu kan bagaimana komitmen kami dengan qeela
                 dia punya impian dan cita-cita yang sangat besar

ahkam   : itulah yang membuat saya jadi bingung, semenatara aku juga tidak mau mengecewakan orang tuaku..

zanit   :  kalau begitu saya coba dekatin qeela dulu ya..

ahkam  :  lalu apa yang nanti kamu sampaikan pada qeela..

zanit     :  entahlah.. mungkin kondisi kesahatan ayah kamu kam..

ahkam  :  iya, semoga semua berjalan sesuai harapan kita ya.. sebentar lagi kan kita dengan lulus dan qeela suadh sangat siap untuk melanjutkan studinya. tapa saya belum tahu apakah dia sudah siapkan segalanya apa belum..

zanit  : iya kam.. ternyata sebentar lagi kita udah lulus sekolah..

ahkam  : ayo nit,, makasih ya uda mau jalan bareng malam ini..

zanit     : iya, ayo kita balik ya.. insyah Allah saya buat pendekatan dengan qeela dulu ya,,

ahkam  :  pendekatan seperti belum kenal aja..

zanit     :  hehehehe..

ahkam kemudian mengantarkan pulang sahabatnya itu. lalu pulang kerumahnya saat masuk kamar pandangannya juga tertuju pada Novel Pendek itu. .  hm.. semoga kisahku tidak seperti novel itu..

Bersambung.....

BACA JUGA :

Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian  Delapan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sembilan
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sepuluh
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Sebelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Duabelas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Tiga belas
Antara Cita-cita dan cinta Bagian  Akhir


Thursday, March 2, 2017

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA (BAGIAN KE SEPULUH)

Sepulang sekolah ahkam langsung mengajak jalan qeela. kali ini ahkam tidak ingin membuang waktu lagi, setiap detik sangat berharga baginya, mengingat ketika sampai rumah passti akan ditagi sama kedua orang tuanya. ahkam tidak ingin terlihat pengejut oleh ayah dan ibunya. siang itu ahkam mengajak qeela jalan-jalan, dalam perjalanan mereka sempatkan mampir di sebut distro untuk membelikan pakaian ganti sederhana untuk mereka kenakan. dalam perjalanan mereka merasa kaku bagai belum kenal satu sama lain. 

Setelah membeli pakaian ganti seadanya mereka kemudian melanjukan perjalan kesebuah restoran sederhana untuk mamakn siang. zanit siang ini tidak bersama mereka karena zanit membawa kendaraan sendiri sementara qeela berangkat kesekolah dijemput ahkam karena memang tidak memiliki kendaraan sendriri. ibu qeelapun sudah diberitahu akan kemana mereka berdua pergi siang ini.

Setelah makan, kemudian mereka berdua ketaman kota yang mempunyai suasana yang indah asri dan sejuk. pada kesempatan itu dengan hati yang berguncang hebat ahkam menyampaikan isi hatinya pada qeela. walau perasaan ahkam telah disampaikan sebelumnya namun qeela masih terasa seakan hatinya di seruduk oleh banteng yang sangat besar dan kuat sehingga hatinya berdetak begitu hebat. qeela tidak dapat lagi menahan hatinya untuk lebih lama, dan kemudian menerima persaan ahkam dengan komitmen yang pernah mereka sepakati yakni mengenai harapan, impian dan cita-cita qeela.

Sejak hari itu, hari-hari mereka berdua selalu dipenuhi dengan kebahagian, tiada hari yang mereka lalui tanpa kesan bagi mereka, hubungan persahabatn mereka juga semakin baik tidak ada rasa saling iri di antara mereka bertiga. zanit paham kedua sahabatnya bagitu juga dengan qeela dan ahkam sangat paham terhadap zanit. adakala mereka berdua memposisikan diri sebagai sahabat adakalanya juga posisikan sebagai pasangan kekasih. mereka berdua tidak ingin zanit merasa terganggu dengan hubungan mereka.

Selayaknya anak remaja yang baru mengenal cinta, ingin selalu bersama dan menjalin kasih bersama pasangan, namun mereka lebih dewasa mengenal cinta terutama orang tua mereka selalu berpesan agar dahulukan sekolah daripada hubungan kasih. sehingga hari-hari mereka lalui dengna perencanaan yang baik. ada waktu bersama dalam cinta dan ada waktunya bersama dalam study. mereka terlihat bahagia menjalani kasih namun dalam sisi yang lain prestasi mereka di sekolah tetep mejadi yang terbaik.





Tiada kisah seindah kisah kasih mereka,  kisah kasih penuh cinta itu tetap dibatasi oleh norma-norma yang ada sehingga mereka tidak terjerumus oleh ikatan cinta yang melampaui batas. mereka tahu batas-batasan syari yang harus mereka jaga. saling menegur dikala keliru dan saling mengingatkan dikala lupa. 

Sampai mereka menempuh ulangan demi ulagan hingga selesai ujian nasional prestasi dan persahabatan mereka tetap terjaga dengan baik. mereka tetap rukun, selalu belajar bersama dalam menghadapi ujian nasional. hari ini adalah hari terakhir ujian nasional. 

Sebulan sebelum memasuki ujian nasional, ayah ahkam jatuh sakit dan harus dilarikan kerumah sakit, hasil pemeriksaan dokter sangat mengejutkan beliau difonis hanya mampu bertahan hidup hingga 10 bulan ke depan. hal ini sangat mengejutkan. namun mengingat anak mereka akan menempuh ujian dalam waktu sebulan kedepan sehingga orang tua ahkam tidak ingin anak mereka kehilangan konsentrasi belajar. akhirnya fonis dokter tersebut hanya mereka yang tahu. 

Harapan terakhir sang ayah adalah ingin menikahkan sang anak. ayah ahkam selalu menyampaikan hal ini kepad ibu  ahkam, namun mereka selalu menahan diri untuk membiarkan anak mereka lalui ujian sekolah dengan baik. mereka sepakat agar hal ini akan disampikan kepada ahkam saat ahkam selesai menempuh ujian sekolah.

Hingga hari itu datang, hari ini adalah hari terakhir ahkan menempuh ujian sekolah. keinginan untuk menyampaikan harapan sang ayah tidak dapat tertahan lagi. akhirnya sang ibu menyampaikan harapan ayah ahkam untuk segera menikahkan ahkam. 

Ahkam terkejut, ahkam tidak dapat berkata apa-apa hanya bisa menatap kedua orang tuanya dengan hati yang kosong. dia teringat qeela. teringat komitmen dan cita-cita kekasihnya yang begitu tinggi dia tidak bisa menerima semua ini. namun dia juga tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya yang sanga dicintainya itu. ahkam hanya terdiam dan berusaha untuk memahami apa yang baru saja terjadi dan apa yang harus iya lakukan....




Monday, January 30, 2017

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA (Bagian Sembilan)

Ketika sampai di kelas konsentrasi belajar kedua sahabat itu hilang. pikiran mereka berkecamuk antara senang takut dan malu. perasaan senang itu ada karena beberapa waktu belakangan ini, hati mereka memang sudah mulai tumbuh rasa yang tidak biasa. baik dari ahkam maupun pada qeela. perasaan itu semakin hari semakin kuat sehingga tak mampu meraka membendungnya. Hari itu bagi meraka berdua kelas terasa lain ada suasana senang dan juga suasana hening, ada kalanya mereka senyum sendiri dan adakalanya mereka tertawa. hari yang sungguh-sungguh aneh. walau dalam
mengikuti pelajaran namun konsentrasi mereka berdua masi terbawa suasana pagi tadi.
Dalam kebingungan itu tiba-tiba qeela terdengan suara yang memanggilnya namun terasa jauh suara itu, qeela mencoba merasakan suara yang terdengar seperti memanggil namanya namum suara itu terasa jauh, kemudian sahabatnya zanit yang duduk sebelahan dengannya menegurnya dan menunjuk kearah pak guru yang sedang memanggilnya. 

Guru   :  Qeela coba kerjakan soal yang di depan.

Qeela kaget ternyata suara jauh itu adalah suara pak guru yang sedang memanggilnya untuk mengerjakan contoh soal matematika di depan, sempat bingung sejenak namun karena soal dan pelajaran matematika adalah pelajaran kegemarannya sehingga contoh soal itu dengan mudah bisa dikerjakana.

zanit   :  La.. kamu sedang melamun ya.. melamun apa sih..

canda zanit

qeela  :   ah ngga ah.. sudah ah nit ntar kita ditegur pa guru loh..

zanit   :  habisnya kau la.. dipanggil mala bingung kaya gitu..

qeela  :  iya ntar aku ceritain sekarang kita belajar dulu.

Kemudian mereka berdua mulai serius mengikuti pelajaran, namun sesekali qeela masih saja senyam-senyum sendiri.
bel istrahat pun berbunyi, qeela sebelumnya telah memikirkan bahwa pertanyaan ahkam pagi tadi akan dia tanyakan dulu kepada sahabat mereka zanith, lalu melihat ahkam yang lagi sibuk diskusi sama tetaman lelaki mereka dan membereskan bukunya, qeela dan zanitpun keluar tanpe memberitahukan ahkam. mereka berdua mencari sebuah tempat ngobrol yang lebih enak dan tidak diketahui oleh ahkam.

zanit  :  La kita mau ngobrol di mana..

qeela  :  ga tahu juga nit.. enaknya di mana yah.. tapi yang ngga mungkin ahkam tahu tempatnya ya,.

zanit  :  wah tempat nongkrong mana yang ahkam ngga tahu la..

qeela  :  nah makanya aku juga ngga tahu, ya uda kita ke pos jaga aja yu..

zanit  :  oh iya.. ayo udah lama juga kita ngga main disana ya.. pas jam strahat pastika pak kodir lagi sibuk
             ngurusin permintaan guru beli ini itu..





pa kodir adalah satpam sekolah yang kenal baik sama tiga sahabat itu, mereka sering menemani pak kodir saat bertugas  bila waktu istrahat. namun karena kesibukan mereka setelah duduk di kelas 3 ini sehingga pos jaga sudah sangat jarang mereka kunjungi. sesampainya mereka di depan pos jaga bertepatan dengan pak kodir yang akan keluar hendak membeli pesanan guru di warung depan. lalu qeela dan zanit duduk di dapan pos jaga sambil bercerita. 

Qeela mulai menceritakan kejadian pagi tadi bersama ahkam.dalam hati zanit sangat bahagia mendengar cerita sahabatnya itu, zanit memang dari dulu menginginkan hal tersebut terjadi. dia ingin agar ahkam dan qeela bisa membangun hubungan yang lebih baik dari pada sebatas teman. zanit sangat sayang pada qeela sehingga dia berharap agar ahkam mampu mendorong geela untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. 
zanit memberikan masukan pada qeela dengan senang hati dan dengan perasaan yang bahagia, tak terasa ada percikan-percikan air kecil dalam mata zanith, qeela tak menyangka begitu besarnya rasa sayang sahabatnya ini pada dirinya. Melihat mata zanit yang berair qeela juga terharu dan saling mereka berpelukan

zanit   :  aku senang la bila ini terjadi pada kalian berdua. semoga kalian bisa mendudukung satu sama 
             lainnya. aku yakin ahkam akan mendukung penuh cita-cita dan impian kamu kelak

qeela  :  makasih ya nit.. aku senang bangat dan bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan aku
            sahabat sebaik dirimu

Tak terasa waktu istrahat hampir selesai dan mereka harus masuk kelas lagi, kemudian sambil menunggu kedatangan pak kodir mereka menghabiskan cemilan kecil mereka yang mereka beli sebelum datang ke pos. pak kodir datang mereka langsung pamit dan meninggalkan pos jaga dan pak kodir. pak kodir senang karena mereka masih mau mengunjunginya lagi. memang pada awal-awal masuk sekolah hampir setiap jam istrahat tempat pak kodir merupakan tempat terbaik buat mereka selain perpustakaan. karena pos jaga pak kodir sangat tenang kalo di gunakan untuk berdiskusi pelajaran yang lebih menarik.

kemudian mereka masuk kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.



Tuesday, February 9, 2016

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA (Bagian 8)



Bagian ke delapan.........

Di bawah pohon rindang dan dalam suasana pagi cerah nan sejuk itu qeela dan ahkam duduk berdua. Ahkam tidak sabar untuk menyatakan hatinya pada qeela namun berkecamuk dalam hatinya entah akan berbuah manis atau pahit nantinya.

Ahkam         : La.. aku malu sama kamu.. aku juga malu sama zanit.  entah apa yang terjadi padaku, entah setan apa yang mengganggu hatiku, kenapa perasaan ini harus lahir dalah hatiku. Kita sudah begitu dekat, persahabatan ini sudah begitu indah, Dimana kita saling mamahami dan sangat menghargai satu sama lain. Ingin rasanya perasaan hati ini aku tanam dalam-dalam, ingin rasanya perasaan ini tetap aku pendam, namun hati ini tidak bisa bertahan, hati ini selalu berontak, semakin ku tahan, hati ini semakin berontak. La Aku minta maaf.. aku tidak bisa menahan terus perasaan ini. Dan mohon maaf bila perasaan aku ini menggangu Hatimu dan mungkin persahabatan kita.

Qeela hanya terdiam dan tak sanggup berkata apa-apa. Qeela belum bisa menerka apa yang akan di sampaikan ahkam padanya. Dari pembicaraan ahkam ini dia tak sanggup menerjemahkannya. Dalah hatinya berkecamuk, kenapa ahkam berbicara seperti ini, kenapa dia minta maaf padaku, apakah dia akan membatalkan kejadian kemarin, ataukah ini agar bila aku tidak menerimanya tidak akan mengganggu persahabatan kita.





Ahkam         :  La aku suka sama kamu,

Sejenak pendangan ahkam kabur, begitu berat kalimat yang diucapkannya itu. kepala ahkam terasa begitu berat seketika, ahkam terdiam beberapa saat lalu melanjutkan kalimatnya.

Ahkam         : Iya La aku suka sama kamu, maaf kan karena aku tidak bisa memendam perasaan ini. Terlalu besar perasaan yang ada dalam hatiku La.

Mendengar kalimat itu qeela merasa hatinya dibawah jauh ke atas awan, seketika tubuhnya serasa ringan seakan dia melayang, kalimat itu begitu indah, kalimat itu begitu merdu di telinga. Pandangan qeela kosong, dihadapnya hanya nampak taman bunga yang luas nan indah. Dia sekan berada di tampat yang indah yang di penuhi dengan beagam tanaman bunga yang indah. Perasaan itu kemudian berlalu seketika namun Qeela hanya terdiam, entah apa yang harus disampaikan pada sahabatnya itu, qeela memang senang dengan apa yang disampaikan ahkam, namun hatinya juga gunda, apa nanti ahkam menerima keinginan dan cita-citanya.

Qeela            :  Kam aku senang kamu memiliki perasaan ini padaku. Aku juga senang engkau bisa mengutarakan isi hatimu, memang selama ini aku tidak pernah menyangka kalau diantara kita akan timbul perasaan seperti ini. Kamu begitu baik Kam, kehidupanmu begitu mapan, keluargamu begitu sempurnah. Mana mungkin ada wanita yang tidak senang bila menjalin sebuah hubungan denganmu, tapi kenapa aku kam, masih banyak wanita yang menyukaimu, tapi kenapa harus aku. Kam kamu tahu apa inpian dan cita-citaku
Ahkam         :  La.. inilah cintah dia datang sendiri, dia datang tiba-tiba dan begitu cepat tumbu. Cinta ini tumbuh bagaikan buaga melati yang dengan cepat merambat mengisi seluruh isi hati ini. La aku juga tidak pernah bermimpi akan jatuh cinta padamu, tapi entah kenapa perasaan ini harus lahir dalam hatiku. Aku senang dengan perasaan ini, namun aku juga takut karena perasaan hatiku ini. La aku akan selalu berusaha untuk menjaga persahabatan ini, baik dengan atau tanpa ada rasa cinta di antara kita. Aku juga akan senantiasa mendukung keputusanmu dan impianmu.

Qeela sangat yakin dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu. sejauh yang iya kenal, ahkam tidak pernah menginkari janji atau menginkari setiap kalimat yang ia sampaikan. Dia juga tahu kalau selama ini ahkam dan zanit selalu mendukungnya dan memotivasinya untuk menggapai cita-citanya.

Qeela            :  Kam.. sebesar apakah perasaanmu padaku, apakah harus aku gapai cintamu, lalu gimana orang tuamu apa mereka tahu tentang perasaanmu.
Ahkam         :  La.. engkau sudah mengenal keluargaku seperti apa. Orang tuaku tentu tau perasaanku padamu dan merekalah yang mendorong aku untuk segera menyampaikan perasaanku ini, mereka tidak mau anak mereka jadi lelaki yang tidak bertanggung jawab atas apa yang di lakukan.

Mendengar perkataan ahkam hati qeela menjadi tenang, memang selama ini orang tua ahkam terlampau baik pada dirinya dan juga zanit, mereka seperi satu keluarga yang begitu dekat dan begitu akrab.

Qeela            : iya kam.. aku kenal keluargamu seperti keluarga aku sendiri, tapi engkau juga tahu kam.. bagaimana keluargaku. Aku punya mimpi yang harus aku gapai dan itu butuh waktu, apakah engkau maun menunggu sampai waktu itu tiba..
Ahkam         :  La.. aku akan selalu soport impian kamu, aku sangat ngerti kamu La. Aku tahu betapa berartinya cita-cita itu untukmu.. aku senang kamu memiliki cita-cita si mulia itu dan itu harus aku dukung.
Qeela            : Kam  aku  percaya..  aku percaya sama kamu, maafkan kalu aku meragukanmu. Aku tahu selama ini kamu sangat mendukung semua aktifitasku. Apalagi yang berhubungan dengan cita-citaku. Setiap aktifitas ku selalu saja engkau dukung, semua penelitian yang tentu berhubungan dengan bidang kedokteran selalu engkau dukung dan selalu saja melibatkan diri, harusnya untuk hal ini tidak perlu aku meragukanmu.
Ahkam         :  Tidak qeela.. memang hal itu perlu engkau sampaikan, agar tidak ada keraguan dalam dirimu.

Ahkam mencoba mendekati qeela, kemudian ahkam mencoba meraih tangan qeela namun qeela menghindari tangannya, ahkam kaget, kenapa sahabatnya seperti itu padahal biasanya dia tidak seperti itu, kita sering jalan bersama dan sering juga bergandengn tangan berdua atau bertiga. Tapi hari ini qeela agak lain, apakah ini yang seharusnya. ahkam berusaha tenangkan hatinya, dia berusaha untuk tetap fokus.

Ahkam         : La apakah, apakah, engkau bersedia menerima perasaan hatiku La. Apakah engaku bersedia menerima cintaku, Apakah engkau mau menerimaku sebagai kakasihmu..

Sekali lagi ahkam berkata dengan sangat berat hati yang degdekan semakin kencang, namun diat tetap berusaha tenang, begitu juga yang terjadi pada qeela. Qeela hendak berkata namun mulutnya belum mampu iya buka, hatinya berdetak begitu kencang, bibirnya sangat sukar digerakan qeela hanya terdiam, hati ahkam semakin degdekan dia tak sabar mendengar ucapan singkat qeela namun suara qeela belum juga terdengar, qeela begitu gugup, ini yang pertama terjadi dalam idup qeela perasaan ini baru pernah dia rasakan, qeela berusaha untuk tenang, namun semakin dia berusaha membuka mulutnya semakin mulut itu tak bisa digerakan. Tiba tiba terdengan suara dari belakang.





Zanit             :  Assalamu’alaikum.. hai kalian di sini.. tumben..

Ahkam dan qeela kaget mendengar suara salam dari sahabat mereka, lalu sama-sama berbalik dan melihat ke arah zanit tiba-tiba, neng-neng-neng bel tanda masuk kelas pun terdengan lalu mereka bertigapun bergegas.


Bersambung........................