Tahun 1852 katapang mulai berdiri
yang diawali oleh empat orang perantau asal Pulau Buton, mereka berempat
berlayar dari pulau buton dengan menggunakan perahu kora-kora yang biasa
digunakan masyarakat pada zaman itu. Dibawah kepemimpinan Lantabi dan La Ode Ito, pelayaran mereka sampai di kepulauan Maluku
dan singgah di Pulau Seram pada daerah huamual belakang tepatnya daerah sekitar
Waisala. Setelah beberapa bulan menetap di daerah itu, suatu malam Lantabi bermimpi kalau beliau beserta
ketiga rekannya diantar mengelilingi pulau seram dilengkapi dengan kain putih
dan tempat siri yang ditaruh diatas kepala seorang perempuan dan dialasi loyang
(baki), mereka diantar melewati sebuah tanjung (tanjung sial) dan berhenti pada
suatu tempat dimana tempat itu tepat berada dibawah sebuah pohon. Beliau
sendiri tidak mengetahui pohon apa yang menjadi tempat berhenti mereka namun
suasana sekeliling lokasi tempat mereka diberhentikan masih terbayang jelas
dalam pikirannya karena ada sebuah bukit kecil arah barat pohon tersebut yang sangat
khas dalam pandangannya.
Karena masih meragukan apa yang dimimpinya semalam, membuat Lantabi tidak langsung menceriterakan kejadian itu pada tiga orang
rekannya karena khawatir mereka tidak percaya. Suasana dikemudian hari
biasa-biasa saja antara keempat orang tersebut namun dalam benak Lantabi masih menyimpan sebuah
pertanyaan tentang mimpinya di malam itu. Beberapa hari kemudian saat tertidur Lantabi bermimpi beliau dan ketiga
orang rekan beliau diantar dengan kain putih dan sebuah tempat siri keliling
pulau sampai melewati sebuah tanjung dan berhenti pada suatu daerah/tempat sama
persis dengan kejadian atau mimpi yang pernah dia alami beberapa hari lalu.
Keesokan harinya Lantabi
berpikir akan mimpinya kemudian mengambil sebuah keputusan untuk bercerita pada
ketiga orang rekannya tentang mimpinya itu. Di hari itu juga Lantabi memanggil tiga orang rekannya
dan berceritera perihal kejadian mimpi yang dialaminya. Mereka bertiga antara
lain La Ode Ito dan dua orang rekan
yang namanya sampai sekarang tidak diketahui karena keturunannya di Desa
Katapang tidak ada karena mereka meninggalkan Desa katapang sebelum mempunyai
keturunan. Kemudian Lantabi
menceriterakan kejadian mimpinya itu kepeda ketiga orang rekannya dan ketiga
orang rekannya tersebut meresponi apa yang baru saja diceriterakan rekan mereka
tersebut. Mereka pada awalnya tidak mempercayai apa yang diceriterakan itu
namun karena mimpi itu sudah dialami lebih dari sekali dan sama kejadiaanya
barulah mereka percaya dan sama-sama sepakat untuk mencari tempat yang muncul
dalam mimpi rekan mereka itu. Peristiwa ini sama halnya dengan kehidupan
manusia tempo dulu yang selalu berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari
sebuah tempat yang lebih aman.
Setelah mendengar ceritera tersebut dan sepakat untuk sama-sama mencari
lokasi dimana tempat mereka dibawah, kemudian mereka merencanakan perjalanan
dengan membuat perbekalan seadanya untuk menemani perjalanan mereka. Dalam
perjalanan setelah melewati tanjung sial ada beberapa tempat yang mereka
singgahi dan berfikir sebagai tempat dimana mereka diantar namun kondisi
sekelilingnya berbeda dengan yang terlihat dalam mimpi Lantabi. Karena tempat yang disinggahi bukanlah tempat yang mereka
cari akhirnya merekapun melanjutkan perjalanan. Sampai di daerah Desa Luhu yang
waktu itu belum ada pemukiman di daerah pantai mereka berhenti lagi dan
bertanya kepada Lantabi tentang
lokasi yang ada dalam mimpinya, namun Lantabi
mengatakan bahwa daerah ini belum terlalu sama persis dengan apa yang terlihat
dalam mimpinya.
Tidak terasa mereka telah menempuh perjalanan selama sehari semalam (satu
malam dua siang), ada rasa putus asa dari dalam diri Lantabi sehingga beliau meminta kepada tiga orang rekannya untuk
membatalkan perjalanan mereka kerena berfikir bahwa mungkin itu hanya sebuah mimpi
yang tidak mungkin terjadi di alam nyata. Setelah disampaikan maksud hatinya
kepada rekan-rekan beliau perihal keputusasaan beliau, ketiga rekannya malah
memberikan semangat agar beliau tidak putus asa. (bersambung)......
BACA JUGA :
3. Sejarah Part - 3
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda