UNIVERSITAS
DARUSSALAM AMBON
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
RINGKASAN HASIL PENELITIAN
Judul : “Pertumbuhan Dan Perkembangan
Bunga Dan Buah
Tanaman Pala (Myristica Fragrans Houtt)
Di Kecamatan Amahai”
Nama : Ros La Gamba
NPM : …………..
Prodi : Agroteknologi
Pembimbing : 1. Ir. Suman Sangadji, MSi
: 2. Louisa S. Manuhutu, SP. MSi
Hari/tanggal :
Tempat :
Ruang Kuliah Pertanian
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
pala (Myristica
fragrans Houtt)
ialah tanaman asli Indonesia yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Tanaman
pala merupakan tumbuhan berbatang sedang yang tumbuh di daerah tropis, beriklim
lembab dan panas, serta memiliki daun berbentuk bulat telur atau lonjong yang
selalu hijau sepanjang tahun. Di Indonesia penghasil utama pala berasal dari
wilayah Maluku, Sulawesi Utara, Maluku utara, Sumatra Barat, Aceh, jawa Barat,
dan Papua.
Pala
(Myristica Fragan Houtt) merupakan tanaman
buah berupa pohon tinggi asli Indonesia,
karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke
Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau
Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai
Sumatera dan sekarang sudah menyebar ke daerah-daerah lain Indonesia, bahkan
sampai di Granada,
Amerika Tengah dan lain-lain. Jenis ini sampai sekarang masih merupakan jenis
yang unggul utama di Indonesia,
tumbuh baik di daerah pegunungan dengan ketinggian kurang dari 700 meter dari
permukaan laut. Jenis ini membentuk pohon yang tingginya lebih dari 18 meter
dan berdiameter 30-45 cm (Ditjen Perkebunan, 2006).
Tanaman
ini merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100
tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis, selain di Indonesia terdapat pula di Amerika, Asia dan Afrika. Pala termasuk famili Myristicaceae
yang terdiri atas 15 genus (marga) dan 250 species (jenis). Dari 15 marga
tersebut 5 marga di antaranya berada di daerah tropis Amerika, 6 marga di
tropis Afrika dan 4 marga di tropis Asia (Rismunandar 1990).
Tanaman
pala dapat dideskripsikan sebagai pohon yang berpenampilan indah dengan tinggi
10-20 meter, menjulang tinggi ke atas dan ke pinggir, mahkota pohonnya
meruncing, berbentuk kerucut, lonjong dan bulat dengan percabangan relatif
teratur. Daun pala berwarna hijau mengkilap dan gelap, panjang 5-14 cm, lebar
3-7 cm dan panjang tangkai daun 0,4-1,5 cm. Buahnya bulat sampai lonjong,
berwarna hijau kekuningan, apabila masak akan berbelah dua dengan diameter 3-9
cm. Daging buahnya tebal dan asam. Biji berbentuk bulat sampai lonjong dengan
panjang 1,5-4,5 cm dan lebar 1-2,5 cm. Warna bijinya coklat sedangkan kernel
bijinya berwarna keputihan. Fulinya merah gelap dan ada pula yang putih
kekuningan dan membungkus biji menyerupai jala. Kulitnya mengandung minyak
atsiri, tetapi dapat juga diusahakan dari daun (Hadad, 2001).
Pohon
pala menghasilkan buah sepanjang tahun. Untuk berkembang mulai bunga menjadi
buah masak diperlukan waktu 6-7 bulan. Panen buah pada permulaan musim hujan
memberikan hasil paling baik dengan bunga pala yang paling tebal. Tujuan utama
pengusahaan tanaman pala adalah untuk memperoleh biji pala dan fuli. Bagian yang
terpenting dari biji pala adalah kandungan minyak eteris dengan berat 2-15
persen dan lemak 30-40 persen, sedangkan untuk fuli 7-8 persen minyak eteris
dan lemak 20-30 persen (Hadad, 2001).
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, maka bermaksud melakukan penelitian
tentang “Pertumbuhan Dan Perkembangan
Bunga Dan Buah
Tanaman Pala (Myristica Fragrans Houtt)
Di Kecamatan Amahai”
1.2
Perumusan Masalah
Adapun masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana
proses pertumbuhan dan perkembngan bunga dan buah pala (Myristica fragrans Houtt) dari mulai berbunga sampai panen di Kecamatan Amahai?
2.
Bagaimana kurva pertumbuhan
buah pala hingga umur 4-6 bulan?
3.
Kapan waktu berbunga dan panen pala di Kecamatan Amahai?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1.
Mengkaji pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah pala
di kecamatan Amahai.
2.
Mengetahui waktu berbunga, berbuah dan panen pala di
Kecamatan Amahai.
3.
Membuat kurva pertubuhan buah pala di Kecamatan Amahai.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1.
Menjadi bahan informasi terkait pertumbuhan dan
perkembngan bunga dan buah pala di Maluku Tengah, khususnya Kecamatan Amahai.
2.
Menjadi bahan informasi bagi petani pala pada pertumbuhan
bunga dan buah pala sehingga panen pala umur dini dapat di kurangi.
3.
Menambah wawasan tentang pertumbuhan serta perkembangan bunga
dan buah pala dan menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan selama kurang lebih 6 (enam) bulan dan mulai
dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2014 dengan mengambil lokasi penelitian di
Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah..
3.2.
Alat dan Bahan
-
Peralatan yang
digunakan dalam penelitian adalah jangka sorong TRICLE BRAND, altimeter, kamera, piloks, alat tulis, gunting, parmanent
marker.
-
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pala,
gelas plastik bekas, notes, tali senar.
3.3.
Metode Penelitian
Tanaman
pala dipilih 10 pohon secara acak, dengan memperhatikan kesehatan pohon,
tajuk sempurna dan tidak terserang hama dan penyakit. Dari 10 pohon yang dijadikan sampel akan di tandai 1 sampai
10. Setiap pohon akan diambil 10 buah secara acak untuk pengamatan buah.
3.2.
Variabel pengamatan
Variabel pengamatan dalam penelitian ini
berupa:
a.
Bunga, waktu
pembentukan bunga.
b.
Lama waktu
pembungaan.
c.
Pertumbuhan
buah, akan diukur diameter buah sejak umur 6-8 minggu, 6 bulan hingga 8 bulan dengan cara pengukuran
menggunakan jangka sorong.
d.
Perkembangan
buah, dengan mengamati perubahan warna.
e.
Waktu panen,
dengan membandingkan hasil penelitian dan hasil wawancara petani.
3.4. Analisis Data
Data hasil pengamatan akan ditabulasi serta
dianalisis pertumbuhan dan perkembangan bunga maupun buah. Untuk pertumbuhan buah,
berupa diameter dibuat kurva
pertumbuhan, disamping itu akan dianalisis model pertumbuhan buah pala dengan menggunakan analisis regresi.
Sedangkan untuk kualitas biji akan digunakan analisis statistik
deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Waktu Pembentukan Bunga
Berdasarkan hasil penelitian, pembentukan bunga
yang terjadi di desa Hila biasanya
pada bulan Maret-April dan pada bulan Desember-Januari serta September. Pembentukan bunga terbanyak terjadi
pada bulan Maret-April. Terbentuknya
bakal bunga pala dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 1. bunga pala
B.
Lama
Waktu Pembungaan
Proses pembungaan terjadi ketika pucuk bunga mulai
jalan hingga mekar dan selanjutnya
pembungaan selesai pada saat bunga selesai mekar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lama waktu proses pembungaan dari saat terlihat bakal bunga (primordia) hingga mekar yaitu 49-56 hari.
Sedangkan dari selesai bunga mekar
menjadi buah membutuhkan waktu kurang lebih 6-13 hari. Proses pembungaan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar
2 Awal pembentukan bunga (a), bunga mekar (b), dan selesai mekar (c).
C. Pertumbuhan dan
Strata Buah
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa pada setiap
pohon pala terdapat buah pala dengan beberapa ukun buah (strata). Ini disebabkan dalam setahun terjadi
pembungaan dan pembuahan sebanyak tiga kali, dan pertumbuhan dan perkembangan buah hingga panen yang cukup lama. Variabel pertumbuhan buah diambil 10 buah untuk masing-masing
pohon dan pada setiap strata buah. Strata buah dan strata biji
disajikan pada gambar 3.
Gambar
3. Strata buah
Berdasarkan ukuran diameter buah saat
pengukuran, maka buah dibagi
menjadi tiga strata, yaitu strata I (17,6-46,4 mm), strata II (43-47,5 mm) dan strata III (44,8-48,4 mm) dan juga dilihat secara fisik dari
warna buah (Gambar 5) yang berbeda, yaitu buah kecil (warna hijau muda), buah
sedang )warna hijau hingga kekuning muda, dan buah besar (warna kuning tua). Dari
prosentasi ukuran buah kecil terhadap buah sedang dan buah besar adalah 40,9%
dan 39,29%. Ini berarti buah kecil saat pengukuran adalah buah dengan diameter
dibawah buah besar (buah hampir panen) < 40%, dan terhadap buah sedang 39%,
sedangkan buah sedang terhadap buah besar adalah 95,98%, dan rata-rata
prosentasi buah pada pengukuran terakhir berkisar antara 95-98 %. Ini berarti
bahwa rata-rata dipengukuran terakhir buah yang diukur adalah buah yang telah
berukuran maksimum karena perbedaan ukuran yang cukup kecil,
Gambar 4
bakal buah
Gambar 5. Buah pala strata I (a), strata II (b),
strata III (c), strata I yang dibelah (d), strata II yang
dibelah (e), dan strata III yang dibelah (f).
Perhitungan terhadap diameter buah
dilakukan dan diperoleh rata-rata diameter
buah dari 10 pohon berdasarkan strata per minggu selama 25 minggu. Strata III merupakan buah yang telah siap untuk
dipanen.Pengukuran diameter rata-rata
buah per minggu dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata diameter buah pala
per minggu.
Keterangan : warnah hijau = buah yang sudah terbelah (merekah)
STRATA BUAH
|
Diameter buah/minggu (mm)
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|
I
|
17,6
|
20,3
|
23,1
|
26
|
28,5
|
30,3
|
32,6
|
35
|
36,5
|
38,4
|
40
|
41
|
II
|
43
|
43,5
|
44,8
|
45
|
45,1
|
45,6
|
46
|
46,3
|
46,9
|
47,2
|
47,4
|
47,4
|
III
|
44,8
|
45,5
|
47,6
|
48
|
48,2
|
48,3
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
STRATA BUAH
|
Diameter buah/minggu (mm)
|
||||||||||||
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
|
I
|
41,9
|
42,5
|
43
|
43,7
|
44,5
|
45,1
|
45,3
|
45,6
|
45,8
|
46
|
46,2
|
46,3
|
46,4
|
II
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
47,5
|
III
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
48,4
|
Keterangan : warnah hijau = buah yang sudah terbelah (merekah)
Data penelitian menunjukkan bahwa strata I dari
minggu pertama hingga minggu ke-23
mengalami perubahan diameter hingga 0,2 mm. Sedangkan pada minggu ke-23 sampai
minggu ke-25, perubahan diameter berkisar di 0,1 mm. Hal ini menunjukkan strata I dari tiap pohon memasuki
fase tetap (buah tidak lagi berkembang).
Buah pada strata II mulai memasuki masa panen pada minggu ke10 dengan
tingkat =mica. sebesar 3% dan pada minggu ke-23 hampir mencapai 50%.
Sedangkan buah pada strata III memasuki panen pada minggu ke-4 dengan tingkat merekah sebesar 2% dan pada minggu ke-13
tingkat merekah lebih dari 50%.
Dalam pengukuran diameter buah pala berdasarkan
pengamatan, sering terjadi perubahan
diameter yang begitu signifikan per minggunya. Perbedaan hasil diameter dan umur masak dari setiap buah pala yang
diukur diduga disebabkan karena pengarah faktor lingkungan seperti dapat
dilihat pada grafik di bawah ini (Gambar 7).
Gambar 6. Kurva pertumbuhan diameter buah pala.
Dari kurva pertumbuhan diamater buah terlihat
bahwa pertumbuhan buah pala hingga minggu ke I5 merupakan pertumbuhan
bersifat linier (pertumbuhan cepat), selanjutnya mencapai maksimum pada minggu 20, dan diameter tidak bertambah hingga
buah panen pada minggu ke 40. Perlu
dijelaskan bahwa pengukuran buah yang dilakukan terjadi pertama kali
diperkirakan pada umur buah sudah 6-8 minggu.
Gambar 7. Kurva pertumbuhan diameter buah
pala Stara II
Dari kurva
pertumbuhan diamater buah terlihat bahwa pertumbuhan buah pala hingga minggu
ke 9 merupakan pertumbuhan bersifat linier (pertumbuhan cepat), selanjutnya mencapai maksimum pada minggu 10, dan diameter
tidak bertambah hingga buah panen pada
minggu ke 25. Perlu dijelaskan bahwa pengukuran
buah starata II yang dilakukan terjadi pertama kali diperkirakan pada
umur buah sudah 22-23 minggu.
Gambar 8. Kurva pertumbuhan diameter buah
pala Stara III
Dari kurva
pertumbuhan dibuat persamaan hubungan antara waktu pengamatan dengan perkembangan diamater buah. Dari
hasil analisis terlihat model hubungan adalah hubungan kuadratik, dengan
persamaan Y = 0.0685 + 47.19, dengan
nilai R2 = 0.3099. Dengan mengikuti persamaan ini maka nilai ukuran maksimum diameter tercapai pada
minggu ke 23 yaitu 48,4 mm.
Dari seluruh pengukuran diameter buah selama
penelitian jika digabungkan maka terlihat kurva pertumbuhan buah pala mengikuti
pola kuva sigmoid (kurva pertumbuhan tanaman) (gambar ).
D. Proses
Pertumbuhan dan Perkembangan Buah
Pembentukan bakal
bunga (primordia) sampai menjadi bunga pala membutuhkan waktu 1 Minggu,
dan dari bunga hingga bunga mekar
membutuhkan waktu 7-8 Minggu. Sedangkan dari selesai bunga mekar menjadi buah membutuhkan waktu kurang
lebih 1-2 Minggu.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
petani disampaikan bahwa umur buah pala saat menjadi buah sampai panen memakan
waktu sekitar 9-10 bulan. Disampaikan juga bahwa faktor lingkungan diduga turut mempengaruhi pertumbuhan buah meliputi kelembaban,
suhu, curah hujan, dan intensitas cahaya matahari. Kelembaban dan curah hujan tinggi dapat mengganggu proses
metabolisme dalam tubuh tanaman.
Menurut Kristanto (2003), curah hujan tinggi menyebabkan
kelembaban tinggi dan suhu rendah sehingga
mempengaruhi pertumbuhan buah. Selama pertumbuhannya buah memerlukan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat menghasilkan buah yang bagus. Pertumbuhan buah juga
memerlukan intensitas cahaya penuh yaitu 70-80% (Kristanto, 2003)
E.
Waktu Panen
Waktu penen buah pala di Kecamatan Amahai biasanya tiga kali dalam setahun, yakni pada bulan April-Mei, Juni-Juli, dan September-Oktober. Dari hasil wawancara ada sebagian petani panen buah pala hanya dua kali dalam setahun yang disebut dengan panen musim Barat dan
panen musim Timur.
Gambar 10. Buah pala
yang siap di panen
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat diambi kesimpulan sebagai berikut :
1.
Waktu berbunga tanaman pala di Kecamatan Amahai
desa Amahai adalah bulan Maret-April
dan pada bulan Desember-Januari serta September. Pembentukan bunga terbanyak
terjadi pada bulan Maret-April.
2.
Proses pembungaan dari saat terlihat bakal bunga (primordia) hingga mekar yaitu 7-8 Minggu.
Sedangkan dari selesai bunga mekar
menjadi buah membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 Minggu.
3. Dari hasil pengamatan
terlihat bahwa pada setiap pohon pala terdapat buah pala dengan beberapa ukun
buah (strata). Ini disebabkan dalam
setahun terjadi pembungaan dan pembuahan sebanyak tiga kali, dan pertumbuhan dan
perkembangan buah hingga panen yang cukup
lama.
4. Waktu
penen buah pala di desa Amahai oleh petani biasanya tiga kali dalam setahun, yakni pada bulan Desember:Januari,
Mei-Juni, dan September- November. Dari hasil pengamatan perkembangan buah
pala, panen yang lebih tepat
sebaiknya pada bulan Februari-Maret, Juni-Juli; dan November-Desember.
5.2
Saran
Berdasarkan
pembahasan dan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis sampaikan pada
kesempatan ini adalah sebagai berikut :
1.
Ada baiknya
penelitian seperti ini khususnya penelitian terhadap komoditi pala lebih
ditingkatkan, agar masyarakat petani pala lebih memahami perilaku-perilaku atau
pertumbuhan dan perkembangan buah pala sehingga potensi ini dapat menjadi hasil
primadona bagi daerah Maluku khusunya bagi peningkatan taraf hidup masyarakat Maluku.
2. Bila terdapat keinginan dari pembaca untuk
melakukan penelitian tentang komoditi pala, maka ada baiknya melakukan
penelitian terhadap system pembudidayaan, karena dari hasil wawancara penulis
dengan beberapa petani disampaikan bahwa kendala utama dalam pembudidayaan pala
terletak pada pemilihan jenis bibit yang baik sehingga biasanya hanya sebagian
kecil yang bisa menghasilkan buah.
DAFTAR PUSTAKA
Amos
dan W. Purwanto. 2002. Hard Candy dengan Flavor dari Minyak Pala. Jurnal Sains
dan Teknologi Indonesia Vol 4(5):1-6.
Bank Indonesia. 2004.
Bank Indonesia. 2004.
Bustaman, S. 2008.
Prospek Pengembangan Minyak Pala Banda sebagai Komoditas Ekspor Maluku. Artikel Jurnal Litbang Pertanian.
Departemen
Pertanian. 1986. Pala dan Pengolahannya. Irian Jaya: Bagian Proyek Informasi
Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Statistik Perkebunan Indonesia.
Jakarta:
Hadad,
H.M. 2001. Perbaikan Budidaya dan Mutu Hasil Tanaman Pala (Myristica fragrans
Houtt). Bogor: Balai Penelitian Rempah dan Obat.
Librianto,
B.Y. 2004. Ekstraksi oleoresin pala (Myristica fragrans Houtt) dari ampas
penyulingan minyak pala menggunakan pelarut organic. Skripsi Fateta. IPB.
Marcelle,
G.B. 1975. Production, handling and processing of nutmeg and mace and their
utility uses. Corporate Document Repository. FAO of UN.
Nurdjannah,
N., Risfaheri, T. Hidayat dan S. Yuliani. 2000. Peningkatan Mutu Lada dan
Diversifikasi Produk Pala. Laporan Kerjasama antara Balitro dan BPPT.
Rismunandar.
1990. Budidaya dan Tataniaga Pala. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rudglev, R. (1998). Nutmeg. The Encyclopedia of Psychoactive Substances.
Rudglev, R. (1998). Nutmeg. The Encyclopedia of Psychoactive Substances.
Somaatmadja,
D. 1984. Penelitian dan Pengembangan Pala dan Fuli. Bogor: BBIHP.
Sulaiman,
M.I., A. Anhar dan Mustafa. 1998. Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt)
sebagai Alternative Baru Bahan Baku Pembuatan Asam Cuka secara Fermentasi. NAD
: Fak. Pertanian Universitas Syah Kuala.
Suryaningsih,
I. 1989. Mempelajari Proses Pembuatan Cider Pala (Myristica fragrance Hout). Bogor : Fateta IPB.
Susanti,
L. 2004. Pembuatan Minuman Instan Pala (Myristica fragrans Houtt) dengan
Menggunakan Alat Pengering Semprot. Bogor
: Fateta IPB.
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda