B. Pemerintahan di Katapang
Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan di katapang (katapang miring) masing-masing mereka telah membuat perkebunan dan lahan untuk bercocok tamam. Waktu ke waktu hidup di Katapang dan semakin hari semakin ramai karena setiap perantau yang singgah selalu punya keinginan untuk tinggal. Hal ini membuat daerah katapang semakin hari semakin ramai. Sekitar tahun 1865 ketika Katapang sudah ramai dimana rumah penduduk semakin banyak, timbul berbagai gejolak dalam kampung. Masyarakat hidup sendiri-sendiri tanpa ada suatu garis komando yang jelas, kondisi ini membuat kehidupan masyarakat masing-masing mempertahankan perndapat hidupnya sehingga sering terjadi percecokan di antara mereka.
Melihat kondisi tersebut pemuka-pemuka (orang tua-tua) kampung kemudian mengadakan rapat dan sepakat untuk mengangkat seorang pimpinan untuk memimpin masing-masing kelompok atau suku yang ada dikatapang. Kemudian masing-masing suku dikatapang mengangkat seorang pemuka mereka yang akan memimpin dan membina mereka. Keputusan ini awalnya sangat baik dan berlangsug kurang lebih lima tahun sejak tahun 1865-1870. Tahun 1870 masyarakat mulai hidup berkelompok, sifat dan sikap kesukuan mulai muncul hingga tidak jarang terjadi kesalah pahaman diantara masing-masing suku. Kejadian ini tidak ingin dibiarkan berlarut dan karena kejadian inilah pemuka-pemuka adat kampung kemudian berkumpul untuk membahas kepemimpinan kapmpung lalu menyepakati akan mengangkat seorang kepala kampung atau pemimpin kampung. Setelah kesepakatan dibuat dan sosialisasikan ke masyarakat timbul tanda tanya tentang figure siapa yang nantinya diangkat menjadi kepala kampung. Para pemuka-pemuka kampung kemudian berkumpul untuk membicarakan siapa yang akan dijadikan pimpinan Katapang yang pertama lalu disepakati bahwa siapa yang menemukan tempat pertama kali dialah atau keturunannyalah yang berhak menjadi pimpinan di Katapang.
Pada akhirnya La Anuba (1872-1877) yang merupakan anak dari La Ode Ito yang diangkat menjadi pimpinan kampung Katapang yang pertama. Awal kepemimpinannya kehidupan masyarakat menjadi teratur dan aman tentran namun lama-kelamaan timbul lagi gejolak dalam kampung sama halnya dengan kondisi masyarakat sebelum adanya seorang pimpinan kampung.
Melihat kondisi ini kemudian pemuka-pemuka kampung mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi kinerja kepala kampung pada saat itu dan sepakat untuk menggantikan beliau demi terciptanya kondisi masyarakat yang aman dan tentram. Akhirnya La Dabai tahun 1877-1890 yang juga anak dari La Ode Ito diangkat menjadi kepala kampung namun dibawah kepemimpinannya kondisi kampung sama halnya dengan pimpinan kampung yang pertama. Kemudian terjadi lagi penggantian kepala kampung tahun 1890-1898 yakni anak dari Lantabi. Namun kondisi kampung tetap sama dengan sediakala. Kamudian pemuka kampung bersepakat untuk mengangkat kepala kampung dari masyarakat yang belum terlalu lama menetap. Hal ini dilakukan karena dari Lantabi dan La Ode Ito tidak bersedia lagi untuk diangkat menjadi kepala atau pemimpin dalam kampung.
Kemudian La Santari (1898-1905) diangkat menjadi kepala kampung ke empat. dalam kepemimpinan sdr. Lasantari kondisi masyarakat dan kampung tidak lebih baik dari ketiga pimpinan sebelumnya. Kondisi masyarakat semakin kacau dan tidak terkendali. Berbagai macam tindakan kekacauan selalu terjadi seakan tidak ada arah pijak bagi masyarakat. Para pemuka kampung mulai cemas akan kondisi kampung yang semakin hari semakin tidak terkendali. Setiap pimpinan yang diangkat selalu saja sama tidak membawa perubahan yang baik bagi kampung dan masyarakat. Puncaknya La Santari di ditangkap oleh dan dikurung oleh pemerintah belanda di piru dan usir oleh masyarakat Katapang karena kesalahan yang dilakukan tidak bisa diterma oleh masyarakat. Hal selalu menjadi pembahasan dalam pertemuan pemuka-pemuka kampung. Pada suatu saat mereka sepakat untuk mencarikan pengganti La Santari. Namun kali ini berbeda dengan biasaya karena mereka tidak ingin lagi gegabah dalam mencari dan mengangkat pimpinan dalam kampung.
Bersambung :
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda