Tahun 1940 dalam kehidupan masyarakat Katapang
belum terjadi pergerakan perjuangan, kehidupan pada masa itu dirasakan normal
adanya. Bekerja untuk pemerintah belanda mengambil keuntungan seadanya bukan
sebuah penyiksaan menurut mereka. Asalkan tidak disakiti atau ditindas kasar
mereka tetep melakukan pekerjaan mereka dengan baik. walaupu perasaan jengkel mulai muncul namun karena keterbatasan mereka sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya pasrah dengan tingkah laku Pemerintah Belanga kala itu. Mulai terjadi pergerakan
masyarakat katapang melawan penjajah adalah pada tahun 1942 ketika jepang
menduduki seluruh Indonsia termasuk Katapang. Puncaknya ketika masyarakat
katapang dijadikan tentara atau prajurit pembantu jepang yang dikenal dengan
KNIL dan HEIHO. Semua pemuda katapang dipaksa untuk menjadi prajurit jepang.
Beberapa orang diantara pemuda katapang sampai dipercayakan memimpin pasukan
KNIL dan HEIHO. Hikma positif yang menguntungkan pada Jaman pemerintahan jepang
atau era pendudukan Jepang di Katapang adalah makin baiknya hubungan komunikasi
karena pemerintah jepang membangun sebuah pemancar penerima siaran radio dan
memfaslitasi beberapa pasukan mereka dengan pesawat radio. Sehingga secara
diam-diam pemuda katapang yang tergabung dalam pasukan HEIHO mulai mengikuti
pergerakan perjuangan para pejuang indonesia yang ada di Bagian Barat dengan
membentuk pasukan PETA. Pasukan PETA kemudian masuk dalam barisan jepang
sebagai mata-mata. Hati-hatinya pergerakan pasukan PETA membuat jepang tidak
mampu membaca pergerakan mereka.
Salah satu pemimpin besar PETA yang terselubung di
balik nama besar HEIHO yaitu Muhammad Noer yang merupakan Kepala Kampung
Katapang dan merupakan tokoh perintis kemerdekaan di Maluku bersama Wem Lewaru
(Waai) dan Ye Hasan (Luhu). Mereka menjadi sebagain tokoh yang menjadi tongkat
pergerakan kemerdekaan di Maluku yang sampai sekarang terkubur bersama sejarah
perjuangan mereka, hanya Wem Lewaru yang masih diabadikan namanya sampai
sekarang. Tahun 1944 Muhamad Noer diberi tugas yang sangat besar oleh Presiden
Pertama yaitu menjalankan sebuah misi rahasia. Kemudian beliau memerintahkan 4
orang pemuda yang tergabung dalam anggota PETA untuk menjalankan misi rahasia
tersebut. Mereka adalah Abdurahman (katapang), Arsad Katapang (Katapang),
Djabir (katapang), Amei (keturunan cina). Mereka di perintahkan untuk menukar
senjata di Manila Piliphina. Dengan perahu Kora-Kora dan bermuatan kelapa Kopra
mereka berlayar menuju Manila mendekati perbatasan Manila Piliphina Presiden
Soekarno bersama Kapal Selam mendekati mereka dan mengajak mereka berfoto dan
memberikan Bendera Merah Putih dan pesan-pesan cara mereka ke manila. Setelah
Presiden Soekarno meninggalkan mereka selang beberapa jam kemudian muncul
sebuah kapal derek. Kapal tersebut kemudian menarik mereka sampai ke Manila
Piliphina. Sesampainya di Manila mereka sangat bingung dengan penyambutan yang
dilakukan pada mereka, kemudian penukaran kelapa kopra dan senjata dilakukan
tanpa banyak negosiasi yang dibangun. Setelah selesai proses penukaran kemudian
mereka kembali ke Indonesai (Maluku) dengan muatan senjata ratusan pucuk dan
peluru ratusan peti. Sampai di Sulawesi Utara (Manado) mereka diberitahukan
kalau misi mereka telah diketahui pihak jepang sehingga senjata yang mereka
bawah dari manila untuk para pejuang PETA di Maluku harus mereka tinggalkan di
Manado.
Setelah semua barang yang dibawah ditinggalkan di
Manado kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Maluku. Mamasuki pulau Ambon
mereka digeledah dan ditahan oleh pasukan jepang. Kurang labih 4 bulan mereka
di tahan baru kemudian mereka dibebaskan lagi oleh Muhammad Noer sebagai
komandan HEIHO dan PETA pada saat itu. Mereka kemudian kembali ke Katapang
dengan hanya membawa pemberian dari Presiden Soekarno yang mereka sembunyikan
rapat didalam kapal. Itulah bendera pertama yang masuk di Katapang dan
diberikan langsung oleh presiden Pertama Indonesia. Perjuangan mereka terus
berlanjut setiap ada pergerakan perjuangan para tokoh katapang telah siap
siaga. Pada waktu-waktu tertentu Muhammad Noer sering berkomunikasi dengan
kapal-kapal selam pejuang yang berlalu lalang di laut Katapang. Komunikasi yang
dibangun adalah gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Adanya
komunikasi perjuangan inilah yang membangkitkan semangat nasionalis pejuang
Katapang. Namun pada waktu itu perjuangan yang mereka lakukan hanyalah sebatas
pemberian informasi tentang kekuatan dan kelemahan tentara jepang.
Tanggal 17 Agustus
1945 setelah proklamasi kemerdekaan tentara jepang menyampaikan kekesalannya
kepada masyarakat katapang bahwa “kalian telah merdeka”. Hal ini belum serta
merta mereka umumkan kemerdekaannya. Sehari kemudian tepatnya tanggal 18
agustus 1945 memanfaatkan kebingunan tentara jepang pada saat itu, kemudian
mereka mengibarkan Bendera Merah Putih yang pertama. Selama beberapa jam dengan
pengawalan ketat. Bendera merah putih yang pertama dikibarkan ini kemudian
disimpan dengan baik. Tahun 1949 tepatnya tanggal 17 agustus pengibaran kedua
dilakukan. Bendera ini kemudian disimpan (ditanam) pada tahun 1950 disaat
terjadi pembantaian masyarakat Katapang oleh pasukan separatis RMS (Baret)
sampai kini belum diketahui keberadaannya. Mengetahui bendera pemberian beliau
pada pejuang Katapang telah hilang kemudian Presiden Soekarno
mengirimkan penggantinya (duplikat bendera pusaka) dan masih terpelihara sampai
sekarang.
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda