Bagian ke Tiga.
Hari itu ada
tugas sekolah yang harus diselesaikan, qeela dan zanit satu kelompok dan mereka
harus menyelesaikannya. Qeela mengajak zanit untuk menyelesaikan tugas mereka
di perpustakaan karena masuk istrahat nanti mereka akan presentasikan di
hadapan rekan-rekan kelas mereka. memang sebernya tugas mereka telah selesai
dibuat, mereka hanya membutuhkan waktu sejenak untuk pamantapan menghadapi
presentasi nanti.
Qeela : zanit perpus yu..
Zanit : tugas bentar ya..
Qeela : Iya
Zanit : kan uda beres la..
Qeela : iya cuman biar mantap aja,,
yu..
Zanit : ayo.. qeela...qeela,, kamu
kalo sehari ngga ke perpus alergi ya..
Qeela : iya.. iya ntar aja,, janji..
Zanit : ok.. hari ini kan hari libur
blajar..
Kemudian mereka
berdua melangkah ke perpustkaan. Qeela dan zanit sedang duduk di perpustakaan baru
saja mereka selesai membahas tugas tiba-tiba ahkam datang menghampiri mereka
berdua. Ahkam hendak mengajak mereka untuk menemani dirinya sarapan di kantin
sekolah.
Ahkam : eh qeela, zanit temanin
aku dong
Zanith : kanapa kam
Ahkam : ngga kita ke kantin yu
Qeela : kita kan lagi blajar kam
Ahkam : ayolah.. lapar ni.
Zanit : hm ayo qeela antar ada yang
pinsan nanti
Ahkam : nah gitu dong.
Mereka bertiga kemudian sama-sama ke kantin sekolah. Sebenarnya
persahabatan mereka tidak dipenuhi dengan intrik percintaan persahabatan mereka
sangat tulus. Masing-masing saling menghargai, dan tidak ada rasa saling cemburu
atau apapun diantara mereka. namun kejadian siang itu dikantin membuat suasana
menjadi lain. Antara ahkam dan qeela tumbuh sebuah rasa yang sangat aneh dalam
hati mereka. Ahkam tidak senagaja mengatakan sebuah kata yang memancing gelora
perasaan qeela. Dalam hati ahkam juga berkecamuk kenapa kata itu harus keluar
dari mulutnya. Ini memang tidak sengaja keluar, namun membuat hati mereka
berdua menjadi tidak tenang dan bergelora.
Sesampainya di kantin ahkam langsung memesan makanan kesukaannya.
Ahkam : bi nasi goreng
spesial aku ya + minumnya
Bibi kantin : iya kam silahkan
duduk. Qeela dan zanit mau pesan apa
Qeela, zanit : kita minum aja bi
Ahkam : eh ayo dong makan
juga
Qeela : ngga ah aku
minum aja.
Ahkam : ayolah qeela
Qeela : ngga aku masih kenyang
Ahkam : ayolah dikit aja.. ya..ya..
Qeela : okelah kalo gitu
tapi roti aja bi.
Ahkam : nah gitu dong baru
namanya kekasih
Qeela kaget bukan kepalang, ahkam pun terdiam seribu bahasa, keduanya
terdiam dan hati mereka berkecamuk, ada rasa yang sangat berbeda hari itu.
Qeela hanya bisa memandang ahkam dengan hati berdetak dan ahkam pun hanya bisa
menatap qeela dengan hati berdetak pula. Memang dalam persaabatn mereka tidak
pernah dihiasi oleh persaan suka. Ahkam memang ada hati untuk sahabatnya qeela
tapi dia tidak pernah menampakanya baik pada qeela langsung atau hanya sebatas
curhat pada zanith. Persahaban mereka sangat baik dan tidak ingin hancur karena
perasaan cinta. Ahkam adalah remaja yang ganteng dan baik hati, hal inipun
disadari oleh qeela dan zanit. Memang dalam hati Qeela selalu berharap suatu
saat ahkam akan tertarik pada zanit dan mereka berdua akan memiliki hubungan
yang lebih baik dari pada hubungan persahabatan. Qeela merasa mereka berdua
sangat cocok dengan latar belakang keluarga yang baik dan sempurnah. Disisi
lain zanith seorang gadis yang cantik itu sangat menyayangi temannya qeela. Dia
juga berharap semoga ahkam suatu saat tertarik pada qeela. Dia sangat bersyukur
kalau saja ahkam jatuh cinta pada qeela dan qeela juga bisa mencintai ahkam.
Perasaan dalam hati masing-masing itu tidak pernah mereka nampakan, semuanya
berjalan normal seakan tidak ada apa-apa diantara ketiganya.
Kata kekasih yang dilontarkan ahkam pada qeela membuat ahkam tertekan dan
kebingungan kata seperti itu tidak pernah dilontarkan selama mereka berteman,
namun hari itu spontanitas di sampaikan oleh ahkam ini mungkin mewakili
persaannya yang memang sangat berat pada qeela. Qeela yang sebelumnya tidak
pernah mendengar bahasa itu dari siapapun merasa bergetar. Dalam hatinya
spontanisas ini adalah perasaan yang terpendam. Qeela menjadi gugup dan hanya
terdiam dan sedikit malu. Dalam situasi kebingungan antara ahkam dan qeela itu,
zanith pun menjadi penengah. Zanit senyum dan bahagia, dia berharap semoga saja
apa yang dikatakan ahkam pada qeela benar adanya. Dia berharap semoga saja
ahkam memilki perasaan suka pada qeela. Zanit memang berharap agar suatu saat
qeela bisa merasakan kebahagiaan dan dia yakin kebahagiaan itu akan datang bila
ahkam memiliki perasaan yang lain buat qeela. Dalam hati zanit qeela sahabat
terbaiknya itu sudah lama menderita dalam kehidupan sehari-hari, sehinga selalu
berharap untuk kebahagiaan qeela.
Zanith : kam kamu apaan
sih, kamu suka yang sama qeela
Ahkam : a,,a,,a,, aku
Zanith : qeela aku ke
kamar kecil sebentar ya..
Qeela : (hanya menangangguk)
Kemudian zanit meninggalkan mereka berdua. Qeela tidak bisa berkata apapun
hatinya berkecamuk entah apa yang dirasakan. Ada rasa senang karena dia memang
ada rasa dikit suka pada ahkam, sedih karena dia ingin ahkam mestinya jatuh
cinta pada zanit. Perasaan itu berkecamuk dan menjadikan qeela tidak bisa
berbicara untuk beberapa saat. Selang beberapa menit qeela dan ahkam hanya
terdiam dan gelisah. Hingga zanit kembali dari kamar kecil.
Ahkam : qeela
aku.
Zanith : eh kenapa masih
bengong aja mana pesanannya lapar ni
Ahkam : eh
iya.. bi.. minumnya mana bi..
Qeela : iya uda mulai
lapar ni
Zanith : bi ngga pake
lama yah..
Bibi kemudian datang membawakan pesanan menu yang telah dipesan oleh mereka.
setelah mereka makan bel berbunyi dan mereka masuk kelas. Dalam kelas mereka
langsung dihadapkan pada presntasi tugas. Qeela walau hatinya lagi berkecamuk
namun dia masih mampu mengatasi tugas mereka dengan baik dibantu sahabatnya
zanit mereka berdua sukses presentasikan tugas mereka.
Bersambung....
Baca Selanjutnya:
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Delapan
Baca Selanjutnya:
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Delapan
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda