Terdapat sebuah desa di seram bagian barat tepatnya huamual depan
kecamatan huamual. Desa tersebut dahulunya dalah sebuah kem atau tempat tinggal
para pekerja disebuah perusahaan. Sudah bukan rahasia lagi kalau sebagian besar
wilayah seram bagian barat khususnya wilayah huamual merupakan tanah
onderdeming atau tanah bekas penguasaan belanda pada masa penjajahan.
Terdapat dua buah perusahaan kolonial belanda di seram bagian barat
sendiri yaitu perusahaan lokki dan perusahaan waisala. Pada mulanya kedudukan
kantor pusat dari perusahaan belanda ini adalah di piru sekaligus sebagai pusat
pemerintahan kala itu. Namun seiring perkembangan dan kebutuhan serta potensi
perekebunan yang menjanjikan di pesisir huamual, memberikan motovasi penjajah
untuk mendirikan sebuah kantor dan perusahaan di huamual depan yaitu LOKKI
Bedrif.
Kata lokki sendiri sampai sekarang belum jelas asal muasalnya, ada yang
mengatakan bahwa kata lokki berasal dari kata LO’I yang berarti berkumpul atau
LOGI tapi sama sekali tidak beralasan. Karena pengejaan yang sangat aneh dan
terdengar tidak seperti nama sebuah perkampungan. Menurut sejarah yang
disampaikan oleh moyang masyarakat KATAPANG adalah bahwa masyarkat LOKKI
sesungguhnya adalah para pekerja yang didatangkan dari beberapa daerah untuk
membantu jalannya perusahaan onderdeming.
Pada tahun 1878 pemerintah
belanda mulai menetap di sebuah lokasi di labuang (tanjung halulu) mereka
menetap di sana kerana lebih mudah bagi mereka untuk melakukan proses bongkar
muat dengan menggunakan kapal atau perahu motor. Pada tahun 1870 selain
pengumpulan damar pamerintah belanda sudah mulai menjalankan usaha lain yaitu
kelapa hingga di tahun 1900an. Pemerintah belanda sangat senang dengan masyarakat
katapang karena keuletan mereka dalam bekerja. Banyak masyarakat katapang
kemudian diberi tanah oleh belanda. Tahun 1880an pemerintah belanda mulai
kembangkan usaha penanaman padi. Namun damar dan sagu masih menjadi prioritas.
Hingga pada tahun 1880an usaha di onderdeming pada saat itu sangat maju
dengan berbagai macam hasil pertaninan yang diperoleh. Karena senangnya
pamerintah belanda kepada masyarakat katapang kemudian mereka mendirikan
sekolah di onderdeming (lokki sekarang) bersama para pekerja mereka,
pemerintah belanda meminta agar anak-anak masyarakat katapang bersekolah pada
sekolah yang telah didirikan tersebut. Tahun 1940 ketika terjadi
peperangan antara belanda dengan jepang sebagian anak masyarakat Katapang sudah
enggang berangka ke sekolah karena takut dengan bunyi ledakan bom yang selalu
menghiasi alam katapang pada saat itu sampai pendudukan jepang di Piru dan
Onderdeming masyarakat katapang banyak yang sudah tidak mau bersekolah. Pada
jaman jepang selayaknya pada pendudukan belanda masyarakat katapang masih
dijadikan sebagai pekerja usaha yang ditinggalkan belanda dilanjutkan oleh
jepang dengan pola yang berbeda namun masih memiliki tujuan yang sama yaitu
keuntungan sendiri.
Ditahun 1945 setelah
kemerdekaan dan jepang menyerah pemerintah belanda kemudian menduduki lagi
indonesia dan semakin menjadi mengambil keuntungan di tanah merah putih ini.
Begitu juga maluku dan khususnya di pulah seram dan lebih khusu di Katapang
pemerintah belanda mulai memperbaiki peninggalan perkebunan yang pernah mereka
tinggalkan. Mereka kembangkan semakin baik semakin banyak tenaga yang mereka
datangkan. Hampir setiap warga masyarakat yang menjadi budak mereka, mereka
didatangkan untuk mengembangkan perusahaan di bekas Onderdemin yang
kemudian diganti nama dengan Bedrif yang lebih dikenal dengan Lokki
Bedrif. Pekerja-pekerja itu didatangkan dari berbagai tempat antaranya
Pulau Saparu, Pulau Ambon, Pulau Seram, pulau saparua, pulau nusa laut, Tahun
1945 paska menyerahnya jepang semakin banyak pekerja yang didatangkan di
Perusahaan Lokki (Lokki Bedrif) oleh pemerintah belanda sehingga mereka
membangung sebuah lokasi sebagai tempat tinggal mereka yang sekarang di kenal
dengan Desa Lokki.
Ada semacan anggapan tentang
asal nama lokki, sebagaimana nama sebuah kampung di sebelah barat Kampuang Katapang
yaitu UHE. Nama uhe sendiri diambil karena kebiasaan masyarakat menyebutnya
sebagai uhe yang diambil dari nama pemilik kebun di daerah itu yaitu La Uhe.
Pada jaman itu seorang masyarakat Katapang La Uhe mendirikan sebuah kebun di
lokasi tersebut sehingga setiap ada yang hendak bepergian ke daerah itu mereka
lebih familier dengan sebutan kebun uhe. Ketika ada yang bertanya tentang
tujuan mereka hendak pergi mereka lebih senang menjawab hendak ke uhe. Hal itu
berulang setiap saat sehingga kampung itupun sampai sekarang dinamakan UHE.
Anggapan tentang nama lokki
ini juga mulai muncul, ada kemungkinan asal munculnya kata lokki dari seringnya
masyarakat katapang kala itu menyebutnya dengan LOKKIS (Te Lokki) bahasa penduduk katapang yang sebagian besar asal buton. Perlu diketahui bahwa
wilayah lokki itu kaya akan sebuah hasil laut yang bernama lokkis yaitu salah
satu hewan laut yang hampir mirip dengan Lobster. Lokkis sendiri hidup di dalam
sebuah lubang di pasir dan batuan yang berlumut. Pada jaman dahulu sebagian
besar masyarakat katapang manfaatkan lokasi itu sebagai tempat mencari Lokkis.
Setiap masyarkat yang menuju ke daerah tersebut pasti sudah dapat di terka
bahwa orang tersebut pergi mencari/mengambil Lokkis. Jadi ada kemungkinan nama
lokki tersebut diambil oleh pemerintah belanda karena keseringan masyarakat katapang
menyebut nama daerah itu dengan TE LOKKI karena identik lokasi itu dengan hasil LOKKIS.
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda