Bagian Keempat.......
Kejadian disekolah siang tadi terbawa sampai kerumah qeela. Di rumah
perasaan itu selalu saja mengganggu aktifitas qeela. Qeela tidak bisa
beraktifitas seperti biasanya, setiap yang qeela lakukan selalu saja keliru,
selalu saja salah. Ibu qeela yang sejak tadi memperhatikan putri cantiknya itu
mulai menebak dalam hati. Ibu qeela yakin kalau tidak biasanya putri
kesayangannya itu bertingkah seperti hari ini. Ada yang lain di hati qeela,
konsentrasi qeela melakukan pekerjaan tidak ada sama sekali. Ibu qeela merasa Qeela
begitu gelisah dia begitu kebingunan entah perasaan apa yang ada dalam benak
anak kesayanganya itu.
Perasaan yang sama pula terjadi pada sahabanya Zanit, zanit tidak mau terus
penasaran dengan perasaannya. Pulang sekolah zanit langsung kerumah ahkam,
zanit pingin tahu yang terjadi dengan ahkam saat di kantin tadi. Dalam mobil
zanit sudah senang sendiri, harapan selama ini untuk melihat qeela bahagia
dengan ahkam hampir terwujud dia hanya perlu memastikannya ke rumah ahkam.
untuk itulah sebelum pulan dia ingin ke rumah ahkam untuk menghilangkan rasa
penasarannya itu.
Ahkam juga sangat gelisa, dalam perjalan pulang ahkam sering senyum-senyum
sendiri. Sesampainya di rumah ahkam kaget ada zanit di rumah. Memang ahkam
sedikit terlambat dari zanit kerena sebelum kerumah ahkam tadi sempat mampir
untuk ngisi bensin di mobil. Ahkam dan zanit setiap hari diantar sopir ke
sekolah dengan mobil pribadi mereka.
Ahkam : zanit sejak kapan.
Zanit : uda 5 menit di
sini
Ahkam : kok
ngga kasi tahu mau main
Zanit : kejutan. Boleh
ngga ni..
Ahkam : eh bole
dong.. ayo masuk..
Mereka kemudian masuk ke rumah. rumah ahkam bagi zanit dan qeela suda
seperti rumah sendiri. Mereka sudah akrab dengan semua penghuni rumah dari
orang tua sampai pembantu yang bekerja di rumah ahkam.
Ahkam : nit.. mau
minum apa ni
Zanit : jus kemaren aja
masih ada kan..
Ahkam : oh.. oke, ntar ya..
Zanit : makasih ya
Ahkam : ayo diminum
Zanit : kam.. aku
kesini mau omong sama kamu
Ahkam : tentang apa nit.
Zanit : tentang
kejadian di kantin tadi
Ahkam : terdiam
sejenak
Zanit : kamu suka...
sama qeela
Ahkam : menurut kamu
Zanit : aku senang do’a
aku di kabulkan sama Allah
Ahkam : menurut kamu gimna
kalau aku suka sama qeela
Aku memang ada hati sama qeela tapi kejadian
tadi itu ngga sengaja
Itu keluar dengan sendirinya. Aku ngga enak
sama qeela
Aku kawatir dia ngga punya perasaan itu sama
aku.
Zanit : kam gadis mana
yang tidak suka samu kamu, kamu begitu baik
dan tanpan.
Ahkam : termasuk kamu..
Zanit : (zanit Kaget
dan diam sejenak) Ah.. jangan geer kamu
Ahkam : maaf-maaf becanda..
Tapi apa benar qeela punya perasaan sama
aku.. aku takut aja \
Kalu persahabatan kita akan berantakan.
Zanit : aku yakin qeela
juga suka sama kamu, kam kamu anak baik
aku berharap kamu dan qeela bisa bersama
suatu saat
nanti, qeela pantas bahagia bersama kamu kam.
Makasih yang kam kamu mau mencintai qeela.
Ahkam : hmhm
(hanya terdiam)
Zanit kemudian pamit dari ahkam.
Ahkam setelah ditinggal zanit kemudian melamun, segala hal terlintas dalam
pikirannya, dia takut kalau saja qeela tidak memiliki perasaan kepadanya. Dia
takut keegoisannya menyebabkan persahaban mereka menjadi hancur. Dia berharap
dukungan zanit bisa membuat qeela suka padanya dan membuat semuanya indah
kembali seperti yang terjadi selama ini. Hatinya berkecamuk, makan jadi tidak
enak, mau tidur juga tidak bisa, semuanya ngga bisa dia lakukan dengan benar.
Sampai orang tua ahkam pulang kantor, ahkam yang masih dilanda perasaan
kasmaran seakan tidak melihat kehadiran orang tuanya. Ayah dan ibu ahkam
tersenyum kecil melihat anak mereka yang gelisah.
Ayah dan ibu ahkam kemudia mendekati ahkam yang tenagh bengon di ruang
tamu.
Ayah ahkam : jagoan ayah kenapa ni
Ahkam : ih aya apaan sih
Ibu ahkam : iya sayang kamu
kenapa dari tadi kelihatan bengong begitu
Ngga seperti biasanya. Kamu lagi kasmaran ya
Ahkam : minuman
yang baru saja diminum tumpa dari mulutnya.
Ayah akam : wah jagoan ayah mulai
kenal cintani.. alhmdulillah
Tapi cinta yang islami ya..
Ibu ahkam : kasmaran sama siapa
si..
Ahkam : ibu dan
ayah apaan sih..
Ibu ahkam : biar ibu tebak..
sama..sama..qeela..
Orang tua ahkam memang sangat senang pada qeela dan zanith, bagi mereka
qeela dan zanit sudah merupakan anak mereka juga. Mereka berharap kalau ahkam
mendapat jodoh seperti mereka terlebih lagi bila qeela atau zanit menjadi
menantu mereka. namun orang tua qeela lebih senang bila ahkam bersama qeela,
karena ibunda qeela merupakan teman ibu ahkam. namun mereka tidak memaksakan ahkam
untuk memilih.
Ahkam : (menceritakan
kejadian disekolah bersama qeela dan zanit)
Ibu ahkam : kamu suka kan sama
qeela
Ahkam : iya ma,
tapi apa qeela suka juga sama ahkam, ntar gimana kalau
Qeela tidak suka, gmn persahabatan kami.
Ibu ahkam : kenapa qeela ngga
suka, kamu harus percaya diri dan yakinin qeela
Ahkam : maksud
ibu
Ayah ahkam : ya kamu harus tanggung
jawab ungkapan kamu sama qeela
Sampaikan perasaan kamu lalu biarkan qeela
yang nentuin
Ibu Ahkam : qeela pasti suka sama
kamu. ibu juga akan senang bila kamu
sama qeela
ayah ahkam : iya karena ibunya
qeela kan temanya mama..
ibu ahkam : ih papa..
Di rumah qeela, Hari mulai gelap rifqi dan nita sudah di dalam rumah,
mereka masih mendapat pelajaran kecil dari kakak mereka qeela. Setiap sore
qeela selalu mengajar adik-adiknya itu. Baik belajar membaca, menulis,
berhitung maupun belajar membaca al-qur’an. Setiap hari qeela tidak pernah
absen untuk memberikan pengajaran kepada kedua adiknya. Melihat kegalauan yang
ada pada qeela, ibu qeela kemudian menyuruh putrinya itu untuk melaksanakan
kewajibannya kepada sang pencipta.
Ibu qeela : qeela shalat dulu
sana udah magrib
Qeela : iya bu.. ibu
udah shalat
Ibu qeela : uda ibu uda
shalat.. ayo shalat dulu..
Qeela : iya bu..
Qeela kemudian bergegas untuk mendirikan shalat magrib. Kila memang anak
yang shaleha, shalat 5 waktu tak pernah lupa ia kerjakan. Iya selalu berusaha
untuk tepat waktu dalam urusan beribadah. Qeela juga pandai membaca Al-qur’an
suaranya yang merdu membuat ibu dan tetangganya senang bila mendengarkan qeela
membaca al-quran.
Sehabis shalat ibu qeela menemaninya dalam kamar diwarung ada rifqi dan
nita jadi ibu dan anak itu masih bisa bersama untuk beberapa saat.
Ibu qeela : sayang.. ibu
perhatiin dari tadi kamu gelisah bangat, ada apa sih
Qeela : ah ibu.. qeela
ngga apa-apa ko..
Ibu qeela : sejak kapan anak
ibu mulai berbohong..
Qeela memang selama ni belum pernah berbohong kepada ibunya, setiap ada
masalah dia selalu sampaikan dengan jujur kepada ibunya untuk mencari jalan
keluar bersama. Tapi ini soal lain, dia tidak sanggup untuk berbagi, tapi dia
juga sayang ibunya dia tidak mau ibunya menganggap dia lain. Qeela hanya
terdiam hatinya mulai berdetak kencang lagi dia teringat peristiwa siang tadi.
Ibu qeela : sayang ada apa..
(ibu qeela berkata dengan lembut sambil usap
kepala qeela)
Qeela : ahkam bu
Ibu qeela : ahkam.. kenapa
ahkam apa dia marah sama kamu
Ibu qeela kaget, kenapa ahkam selama ini mereka
tidak pernah ada masalah, lalu kenapa harus ahkam (dalam hati)
Qeela : ma,, Qeela ngga
tahu ahkam tadi kenapa..
Ibu qeela : emang ahkam kenapa
sayang.. apa dia nyakiti kamu
Qeela : (bercerita
tentang kejadian di sekolah)
Ibu qeela : tersenyum dan
berkata “ahkam suka sama kamu sayang”
Qeela : mama kenapa sih
(sambil senyum)
Ibu qeela : iya sayang ahkam
itu suka sama kamu.
Qeela : tapi kenapa
qeela mama, qeela ingin ahkam itu sama zanit
Qeela ingin ahkam bisa berbahagian dengan
zanit ma.
Ibu qeela : sayang hati itu
tidak bisa diterkah cinta tidak bisa di raba
Cinta itu timbul dengan sendirinya, cinta itu
mengalir dari hati
Qeela : lalu apa yang
harus qeela perbuat ma
Ibu qeela : sayang ahkam kan
belum berkata apapun tentang perasaannyakan
Jadi kamu tenang dulu, nikmati aja dulu jalani aja
dulu apa yang akan terjadi nanti, pasti kamu akan bisa melewati semua itu
Qeela : harus gitu ya
ma.. trus qeela harus ngapain ma
Ibu qeela : hadapi semua
dengan hati yang tenang ya sayang.
Qeela harus berusaha seperti tidak ada apapun
biarkan ahkam yang memulai semuanya.
Qeela : iya ma.. makasih
ya ma.. qeela sayang sama mama..
Ibu qeela : mama nutup warung
dulu ya sayang. Ayo siapkan makan buat kita
Qeela : iya ma..
Kemudian qeela dan ibunya berdiri untuk melakukan aktifitas masing-masing
Bersambung..........
Baca Selanjutnya:
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Delapan
Baca Selanjutnya:
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Mukadimah
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Satu
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Dua
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tiga
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Empat
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Lima
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Enam
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Tujuh
Antara Cita-Cita dan Cinta Bagian Delapan
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda