Provinsi Maluku adalah salah satu provinsi di bagian timur indonesia. Provinsi Maluku merupakan salah satu provinsi yang sangat terkenal dengan hasil alamnya. hasil alam yang sangat terkenal adalam cengkeh dan pala. kedua hasil alam ini sudah terkenal sejak jaman dahulu kala yang bukan saja di nusantara bahkan sampai mancanegara.
Berikut profil singkat Provinsi Maluku.
1.1 Geografi
Wilayah Provinsi Maluku :
sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram,
sebelah selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafura,
sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Irian/ Provinsi Papua dan
sebelah barat berbatasan dengan Pulau Sulawesi/Laut Sulawesi
Posisi Provinsi Maluku terletak antara 2 0 30 ' - 9 0 Lintang Selatan dan 124 0 - 136 0 Bujur Timur.
Dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku yang memiliki luas daratan mulai dari terbesar sampai dengan terkecil yaitu Kabupaten Maluku Barat Daya dengan luas 72.426,91 Km², Kabupaten Maluku Tenggara Barat 52.995,19 Km², Kota Ambon 35.944,62 Km², Kabupaten Maluku Tengah 11.595,57 Km², Kabupaten Buru 7.595,58 Km², Kabupaten Seram Bagian Barat 6.948,40 Km², Kabupaten Kepulauan Aru 6.426,77 Km², Kabupaten Seram Bagian Timur 5.779,12 Km², Kabupaten Buru Selatan 5.060,00 Km², Kabupaten Maluku Tenggara 4.178,66 dan Kota Tual 254,39 Km²
1.2. Keadaan Iklim
Berdasarkan data klimatologi bulanan Stasiun Meterologi Pattimura Ambon, tahun 2016 temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Pebruari yaitu 34,3oC dan terendah pada bulan Agustus yaitu 23,4oC, curah hujan tertinggi pada bulan Juli yaitu 914 Mm dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Pebruari yaitu 34 Mm, dari data klimatologi bulanan Stasiun Meterologi Tual, tercatat bahwa wilayah Tual dan Maluku Tenggara temperatur tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Oktober yaitu 32,2oC dan bulan Agustus terendah yaitu 23,1oC, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember 577,6 mm. Stasiun Meteorologi Saumlaki mencatat bahwa temperatur tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 33,8oC dan 24,7oC adalah terendah yang terjadi pada bulan Agustus dan 278 mm adalah curah hujan tertingi terjadi pada bulan Desember.
Pemerintahan
Provinsi Maluku terdiri dari 9 (sembilan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota dengan jumlah 118 Kecamatan dan jumlah Desa/Kelurahan sebanyak 1.231 yang terdiri atas 1.198 Desa dan 33 Kelurahan.
Jumlah Desa/Kelurahan terbanyak berturut-turut adalah Kabupaten Seram Bagian Timur sebanyak 198 Desa/Kelurahan dari 15 Kecamatan, Kabupaten Maluku Tengah 192 Desa/Kelurahan terdiri dari 186 Desa dan 6 Kelurahan dari 18 Kecamatan, Kabupaten Maluku Tenggara 191 Desa/Kelurahan yang terdiri dari 190 Desa dan 1 Kelurahan dari 11 Kecamatan, Kabupaten Kepulauan Aru 119 Desa/Kelurahan terdiri dari 117 Desa dan 2 Kelurahan dari 10 Kecamatan, Kabupaten Maluku Barat Daya 117 Desa dari 17 Kecamatan, Kabupaten Seram Bagian Barat 92 Desa/ Kelurahan dari 11 Kecamatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat 81 Desa/Kelurahan terdiri dari 80 Desa dan 1 Kelurahan dari 10 Kecamatan, Kabupaten Buru Selatan 79 Desa/Kelurahan dari 6 Kecamatan dan Kabupaten Buru 82 Desa/Kelurahan dari 10 Kecamatan. Kota Ambon 50 Desa/Kelurahan terdiri dari 30 Desa dan 20 Kelurahan dari 5 Kecamatan, dan Kota Tual 30 Desa / Kelurahan terdiri dari 27 Desa dan 3 Kelurahan dari 5 Kecamatan
Nama-nama Ibukota Kabupaten/Kota, Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Provinsi Maluku
Nama - nama Ibukota Kecamatan dan BanyaknyaDesa/Kelurahan di Provinsi Maluku
No
|
Kabupaten
/Kota
|
Ibukota
Kab
/Kota
|
Kec
|
Desa
|
Kel.
|
Desa +
Kel.
|
Maluku
Tenggara Barat
Maluku
Tenggara
Maluku
Tengah
B
u r u
Kepulauan
Aru
Seram
Bagian Barat
Seram
Bagian Timur
Maluku
Barat Daya
Buru
Selatan
A
m b o n
T
u a l
|
Saumlaki
Langgur
Masohi
Namlea
Dobo
Piru
Bula
Tiakur
Namrole
Ambon
Tual
|
10
11
18
10
10
11
15
17
6
5
5
|
80
190
186
82
117
92
198
117
79
30
27
|
1
1
6
-
2
-
-
-
-
20
3
|
81
191
192
82
119
92
198
117
79
50
30
|
|
Nama - nama Ibukota Kecamatan dan BanyaknyaDesa/Kelurahan di Provinsi Maluku
Kabupaten/Kota
|
Kecamatan
|
Ibukota
Kecamatan
|
Jumlah
Kel/Desa
|
Maluku
Tenggara Barat
|
1.
Tanimbar Selatan
2.
Selaru
3.
Wertamrian
4.
Wermaktian
5.
Tanimbar Utara
6.
Yaru
7.
Wuar Labobar
8.
Kormomolin
9.
Nirunmas
10.
Molu Maru
|
Saumlaki
Adaut
Lorulun
Seira
Larat
Romean
Wunlah
Alusi
Kelaan
Tutukembong
Nurkat
|
11
7
9
9
8
6
11
10
5
5
|
Maluku
Tenggara
|
1.
Kei Kecil
2.
Kei Kecil Timur
3.
Kei Kecil Barat
4.
Kei Besar
5.
Kei Besar Utara Timur
6.
Kei Besar Selatan
7.
Manyeuw
8.
Hoat Sorbay
9.
Kei Besar Utara Barat
10.
Kei Besar Selatan Brt
11.
Kei Kecil Timur Sltn
|
Langgur
Rumaat
Ohoira
Elat
Hollat
Weduar
Rumadian
Tetoat
Uwat
Rahangiar
Elar
Let
|
15
18
10
37
30
10
9
13
25
13
11
|
Maluku
Tengah
|
1.
Amahai
2.
Teon Nila Serua
3.
Seram Utara
4.
Banda
5.
Tehoru
6.
Saparua
7.
P. Haruku
8.
Nusalaut
9.
Salahutu
10.
Leihitu
11.
Masohi
12.
Leihitu Barat
13.
Seram Utara Barat
14.
Teluk Elpaputih
15.
Serut Timur Seti
16.
Serut Timur Kobi
17.
Telutih
18.
Saparua Timur
|
Amahai
Waipia
Wahai
Banda
Tehoru
Saparua
Pelauw
Ameth
Tulehu
Hila
Masohi
Larike
Pasanea
Sahulau
Kobisonta
Kobi
Laimu
Tuhaha
|
15
16
20
18
10
7
11
7
6
11
5
5
13
4
12
12
10
10
|
B
u r u
|
1.
Namlea
2.
Air Buaya
3.
Waeapo
4.
Waplau
5.
Batabual
6.
Lolong Guba
7.
Waelata
8.
Fena Laisela
9.
Teluk Kayeli
10.
Lilialy
|
Namlea
Air
Buaya
Waenetat
Waplau
Ilath
Kubalahin
Basalale
wamlana
Kaiely
Sawa
|
7
10
7
10
5
10
10
13
5
5
|
Kepulauan
Aru
|
1.
Aru Selatan
2.
Aru Tengah
3.
PP. Aru
4.
Aru Utara
5.
Aru Tengah Timur
6.
Aru Tengah Selatan
7.
Aru Selatan Timur
8.
Aru Utara Timur Batuley
9.
Sir-Sir
10.
Aru Selatan Utara
|
Jerol
Benjina
Dobo
Marlasi
Koijabi
Longgar
Meror
Kobamar
Leiting
Tabarfane
|
15
22
15
12
13
7
10
9
9
7
|
Seram
Bagian Barat
|
1.
Huamual Belakang
2.
Huamual
3.
Kep. Manipa
4.
Seram Barat
5.
Kairatu
6.
Kairatu Barat
7.
Amalatu
8.
Inamosol
9.
Elpaputih
10.
Taniwel
11.
Taniwel Timur
|
Waesala
Luhu
Tomalehu
Piru
Kairatu
Kamal
Latu
Hunitetu
Elpaputih
Taniwel
Uwen
Pantai
|
7
5
7
7
7
6
7
5
7
19
15
|
Seram
Bagian Timur
|
1.
Pulau Gorom
2.
Wakate
3.
Seram Timur
4.
Tutuk Tolu
5.
Werinama
6.
Bula
7.
Kilmury
8.
Siwalalat
9.
Teor
10.
Gorom Timur
11.
Bula Barat
12.
Pulau Panjang
13.
Kian Darat
14.
Lian Vitu
15.
Teluk Waru
|
Kilalir
Tamher
Timur
Geser
Air
Kasar
Werinama
Bula
Kilmury
Atiahu
Wermaf
Kp. Baru
Miran
Waiketam
Baru
Pulau
Panjang
Watu-Watu
Keta
Waru
|
24
18
16
11
10
10
14
12
10
23
13
6
10
10
11
|
Maluku
Barat Daya
|
1.
Moa Lakor
2.
Damer
3.
Mdone Hiera
4.
P.P. Babar
5.
P.P. Babar Timur
6.
Wetar
7.
P.P. Terselatan
8.
P. Letti
9.
Pulau Masela
10.
Dawelor Dawera
11.
Pulau Wetang
12.
Pulau Lakor
13.
Wetar Utara
14.
Wetar Barat
15.
Wetar Timur
16.
Kepulauan Romang
17.
Kisar Utara
|
Weet
Wulur
Lelang
Tepa
Letwurung
Ilwaki
Wonreli
Serwaru
Latalola
Besar
Watuwei
Rumahlewang
Besar
Werwawan
Lurang
Ustutun
Arwala
Jerusu
Lebelau
|
7
7
11
9
11
6
6
7
11
6
8
5
6
5
6
3
3
|
Buru
Selatan
|
1.
Namrole
2.
Waesama
3.
Ambalau
4.
Kepala Madan
5.
Leksula
6.
Fena Fafan
|
Elfule
Wamsisi
Wailua
Biloro
Leksula
Waekatin
|
17
11
7
15
19
10
|
A
m b o n
|
01.
Nusaniwe
02.
Sirimau
03.
Baguala
04.
Teluk Ambon
05.
Leitimur Selatan
|
Amahusu
Karang
Panjang
Passo
Wayame
Leahari
|
13
14
7
8
8
|
T
u a l
|
01.
Tayando Tam
02.
P.P. Kur
03.
P. Dullah Utara
04.
P. Dullah Selatan
05.
Kur Selatan
|
Tayando
Yamtel
Tubyal
Fiditan
Tual
Warkar
|
5
5
8
5
7
|
dan Masa Jabatan
Nama-Nama Wakil Gubernur Provinsi Maluku dan Masa Jabatan
Nama-nama Gubernur
|
Masa Jabatan
|
Nama Sekda
|
Masa
Jabatan
|
1. Mr. J. Latuharhari
2. M. Djosan
3. M. Padang
4. G.J. Latumahina
5. Soemitro
6. Soemeru
7. Hasan Slamet
8. Soekoso
9. Drs. M. Akib. Latuconsina
10. Dr.Ir. M.S. Latuconsina, M.Sc
11. Drs. S. H. Sarundajang (Pjs)
12. Karel Albert Ralahalu
13. Karel Albert Ralahalu
14. Ir. S. Assaggaf
|
1950 – 1955
1955 – 1960
1960 – 1965
1965 – 1968
1968 – 1973
1973 – 1976
1976 – 1987
1987 – 1992
1992 – 1997
1997 - 2002
2002 - 2003
2003 - 2008
2008 –2013
2013 – 2018
|
Mr. Chr. Soplanit
Mantouw
M.K. Soulissa
Letkol J.J.G. Sahetapy
M.K. Soulissa
Drs. G.A. Engko
Drs. J.M.E. Soukotta
Drs. M. A. Latuconsina
Drs. L.H. Tanasale
Drs. S. Akyuwen
Drs. Husein Soulisa
Drs. Husein Soulisa
Ir. S. Assagaff
Nn. R. Far – Far, M.Hum
Hamin Bin Thahir, SE
|
1950–1955
1955–1960
1960–1965
1965–1971
1971–1976
1976–1983
1983–1987
1987–1991
1991–1995
1995–1999
1999-2002
2002–2003
2003–2008
2008-2013
2016-2018
|
Nama-nama Wakil Gubernur
|
Masa Jabatan
|
1. Drs. G. A. Engko
2. Drs. M. Akib Latuconsina
3. R. S. Soeranto
4. Brigjen Pol. Dra. Paula B. Renyaan /
Wakil Gubernur Bidang Kesejahteraan Rakyat
5. Drs. S. Akyuwen /
Wakil Gubernur Bidang Pemerintahan
6. Drs. M. A. Latuconsina
7. Ir. S. Assaggaf
8. DR. Zeth Sahuburua, SH
|
1983 - 1987
1991 - 1992
1993 - 1998
1998 – 2003
1999 – 2003
2003 - 2008
2008 - 2013
2013 - 2018
|
3.1. Penduduk
Selama empat tahun mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2016 jumlah penduduk Maluku berjumlah 1.715.548 jiwa, sesuai Hasil Proyeksi Penduduk Badan Pusat Statistik 2010-2035 tercatat tahun 2013 penduduk Maluku berjumlah 1.628.413 jiwa, tahun 2014 berjumlah 1.657.409 jiwa, tahun 2015 berjumlah 1.686.469 jiwa dan tahun 2016 berjumlah 1.715.548 jiwa. Kota Ambon masih merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu sebanyak 427.934 jiwa atau 24,94 persen dari total penduduk Maluku tahun 2016, diikuti Kabupaten Maluku Tengah berjumlah
370.527 jiwa atau 21,60 persen, kemudian Kabupaten Seram Bagian Barat
sebanyak 170.023 jiwa atau 9,91 persen dan daerah dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kabupaten Buru Selatan 60.327 jiwa atau hanya 3,52 persen.
Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Maluku periode tahun 2015- 2016 adalah 1,72 persen mengalami penurunan jika dibandingkan periode tahun 2010-2015 yang sebesar 1,85 persen. Pada periode tahun 2015- 2016, Kota Ambon merupakan daerah yang laju pertumbuhan penduduknya terbesar yaitu 3,96 persen, kemudian Kabupaten Buru 3,02 persen dan Kota Tual 2,81 persen jika dilihat tren periode sebelumnya 3 daerah ini, laju pertumbuhannya meningkat, sedangkan daerah dengan laju pertumbuhan penduduk terendah yaitu Kabupaten Maluku Barat Daya 0,30 persen, mengalami penurunan dari periode sebelumnya.
Tahun 2016 Jumlah penduduk Maluku mencapai 1,71 juta mendiami wilayah seluas 54.185 Km2, dengan kepadatan penduduk sebanyak 32 orang per kilometer persegi. Tiga daerah dengan kepadatan tertinggi yaitu Kota Ambon angka kepadatannya mencapai 1.135 orang setiap kilometer persegi, diikuti Kota Tual 273 orang setiap kilometre persegi serta Kabupaten Seram Bagian Barat 42 orang setiap kilometer persegi sedangkan daerah dengan kepadatan terendah adalah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu 11 orang orang setiap kilometer persegi.
Menurut rasio jenis kelamin (Sex Ratio) yang merupakan hasil Proyeksi Penduduk menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan, dimana pada tahun 2016 rasio jenis kelamin Maluku tercatat sebesar 101,77. Artinya bahwa dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 102 penduduk laki-laki.
3.2 Ketenagakerjaan
Konsep dan defenisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik adalah The Labour Force Concept yang disarankan oleh the International Labor Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya, penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Setiap tahun BPS melaksanakan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) sebanyak dua kali yaitu pada bulan Pebruari dan Agustus. Pada tahun 2016, rancangan pelaksanaan Sakernas pada bulan Agustus hanya mampu disajikan hingga tingkat provinsi, Sampel terpilih untuk Sakernas Agustus di Provinsi Maluku berjumlah 800 rumah tangga dengan tingkat pemasukan dokumen 97,28 persen
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Maluku tahun 2016 meningkat menjadi 64,51 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar 64,47 persen. Bila dilihat per Kabupaten/Kota bervariasi, 7 Kabupaten/Kota yang memiliki TPAK di atas angka Provinsi yaitu Kabupaten Maluku Tenggara Barat 75,69 persen, Maluku Tenggara sebesar 75,25 persen, Kabupaten Buru 67,12, Kab. Kepulauan Aru 70,26 persen, Kabupaten Seram Bagian Barat 65,75 persen, Kabupaten Seram Bagian Timur 71,28,
Kabupaten Maluku Barat Daya 71,53 persen dan Kabupaten Buru Selatan 69,75 persen. Sementara TPAK 3 Kabupaten/ Kota lainnya di bawah TPAK Provinsi Maluku.
Bila diamati kegiatan penduduk usia kerja (15 tahun keatas) baik kelompok Angkatan Kerja maupun Bukan Angkatan Kerja, proporsi kedua kelompok ini cukup berbeda dari tahun ke tahun. Dimana pada tahun 2016, Angkatan Kerja lebih besar dibanding Bukan Angkatan Kerja
Penduduk laki-laki dan perempuan menurut kegiatan utamanya. Terlihat bahwa penduduk laki-laki yang bekerja lebih besar dari perempuan yaitu 443.947 orang dengan 299.202. Hal ini karena perempuan lebih banyak mengurus rumahtangga daripada laki-laki. Selain itu ratio bekerja atau yang disebut Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Provinsi Maluku mencapai 92,95 persen, dengan perbandingan laki-laki 92,93 persen dan perempuan 92,99 persen, ini berarti perempuan memiliki kesempatan kerja lebih besar dari pada laki-laki. Dalam hal penyerapan tenaga kerja
sektoral menurut lapangan usaha, memperlihatkan sector Pertanian masih dominan yaitu 39,13 persen dan tertinggi kedua adalah sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 22,82 persen. Informasi bursa pasar kerja melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. dimana pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2016 sebanyak 14.363 orang.
4.1. Pendidikan
Sektor pendidikan selalu menjadi perhatian pemerintah karena melalui pendidikan, kualitas sumberdaya manusia dapat ditingkatkan dan itu menjadi modal utama dalam pembangunan nasional. Gambaran umum mengenai pendidikan di Provinsi Maluku Tahun Ajaran 2015/2016 memperlihatkan bahwa semakin tinggi usia sekolah dari penduduk usia sekolah semakin rendah persentase penduduk yang ikut berpartisipasi dalam bersekolah.
Jumlah sekolah yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah gedung sekolah, yang berarti 1 (satu) gedung dipakai bersama untuk lebih dari 1 (satu) sekolah. Ini terjadi untuk semua jenjang pendidikan. Selama tahun ajaran 2015/2016, untuk tingkat sekolah TK jumlah sekolah 90 buah, gedung sebanyak 90 buah, ruang kelas sebanyak 240, murid sebanyak 3.283, dan guru sebanyak 310, SD sebanyak 1.221 sekolah dengan 2.442 gedung, SMP sebanyak 459 sekolah dengan 918 gedung dan SMA sebanyak 176 sekolah dengan gedung sebanyak 499 unit.
Rasio murid/siswa terhadap sekolah tahun 2015/2016, pada tingkat Sekolah Dasar (SD) 131,44, yang berarti rata-rata 1(satu) sekolah menampung 131 murid, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 156 murid dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 253 murid. Ratio murid terhadap guru, yaitu untuk SD sebanyak 13, SMP sebanyak 12 dan SMA 13 murid. Universitas Pattimura merupakan perguruan tinggi yang terdepan menghasilkan sumber daya berkualitas di Maluku, tahun ajaran 2016/2017 menerima mahasiswa baru untuk jenjang S1 dan S2/S3 sebanyak 6.253, dengan jumlah lulusan pada tahun ajaran yang sama sebanyak 4.790, FKIP merupakan fakultas yang selalu menyumbang lulusan terbanyak dibandingkan fakultas lainnya yaitu 1.022 lulusan atau sekitar 21,34 persen dari total lulusan.
4.2 Kesehatan dan Keluarga Berencana
Jumlah rumah sakit dan kapasitas tempat tidur, puskesmas, puskesmas pembantu dan posyandu menurut Kabupaten/Kota. Sampai dengan tahun 2016 di Provinsi Maluku terdapat 16 buah rumah sakit pemerintah dengan jumlah tempat tidur sebanyak 1.322, rumah sakit swasta 7 buah dengan jumlah tempat tidur sebanyak 624, 4 rumah sakit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 305, dan 1 rumah sakit khusus dengan jumlah tempat tidur sebanyak 115, ditambah dengan 191 Puskesmas, 486 puskesmas pembantu, 250 poskesdes, 204 polindes dan 1.488 posyandu aktif. Tenaga kesehatan yang tersedia mulai dari dokter umum sebanyak 102, dokter gigi 32, dokter spesialis sebanyak 71 dan paramedic berjumlah 3.372. Sarana obat-obatan yang tersedia di Provinsi Maluku, apotik sebanyak 180, toko obat 124, PBF 13 dan gudang obat 11 masing-masing Kabupaten/Kota terdapat 1 gudang obat. Sarana dan prasarana KB yang tersedia di Maluku mulai dari klinik KB milik Pemerintah, TNI dan swasta. Klinik KB Pemerintah berjumlah 277 klinik, TNI berjumlah 6 klinik dan swasta berjumlah 45 klinik. Jumlah dokter/bidan swasta yang melayani di setiap klinik sebanyak 74 orang dan petugas lapangan (pen KB medis) berjumlah 26 orang.
4.2. A g a m a
Jumlah tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2015 antara lain Mesjid sebanyak 1.796 buah, Gereja 1.298 buah, Pura 22 buah dan Wihara 8 buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam sebesar 50,59 persen, Kristen Protestan sebesar 37,74 persen, Kristen Katholik 10,81 persen, Hindu 0,75 persen dan Budha 0,11 persen. Pada tahun 2016, jemaah haji yang pergi ke Mekkah sebanyak 574 orang, Kota Ambon masih sebagai penyumbang jemaah haji terbanyak dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya yaitu 243 atau sekitar 42,33 persen dari total jemaah haji Maluku.
4.4. Peradilan
Kejaksaan Tinggi Maluku pada tahun 2016 menangani tindak pidana umum sebanyak 61 perkara dan seluruh perkara dapat diselesaikan. Untuk tindak pidana khusus, hanya tindak pidana korupsi yang merupakan perkara yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Maluku yaitu sebanyak 37 perkara dan terselesaikan semuanya.
4.5. Sosial Lainnya
Pada bagian ini, data yang ditampilkan merupakan data strategis BPS yang dihasilkan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yaitu angka kemiskinan dan indeks pembangunan manusia (IPM).
PERTANIAN
5.1. Hortikultura
Pada tahun 2016 luas panen sayursayuran dataran rendah mengalami peningkatan untuk semua komoditi jika dibandingkan tahun 2015, tetapi dari sisi produksi pada tahun 2016, 3 komoditi jumlah produskinya meningkat yaitu cabai rawit dari 2.849 ton menjadi 3.354 (jumlah produksi tertinggi 3 tahun terakhir), kemudian ketimun dari 3.029 ton menjadi 3.212 dan terung dari 3.157 ton menjadi 3.651 ton dan 3 komoditi yang produksinya menurun di tahun 2016 yaitu bawang merah dari 452 ton menjadi 304 ton (terendah lima tahun terakhir), cabai besar dari 2.009 ton menjadi 1.444 ton dan kacang panjang dari 3.239 menjadi 3.052 ton. Sayur-sayuran dataran tinggi pada tahun 2016, kentang luas panen meningkat dari 29 ha menjadi 36 ha dengan jumlah produksi yang juga meningkat dari 7 ton menjadi 33 ton, kemudian kubis mengalami penurunan luas panen dan produksinya yaitu dari 178 ha menjadi 127 ha dan 1.277 menjadi hanya 441 ton, komoditi petsai/sawi luas panen meningkat dari 760 ha menjadi 1.023 ha tetapi produksinya menurun dari 2.822 menjadi 2.600 ton, luas panen tomat bertambah dari 680 ha menjadi 732 ha tetapi tidak diikuti jumlah produksinya yang turun dari 2.810 ton menjadi 2.459 ton, begitu juga bawang daun luas panen naik dari 23 ha menjadi 35 ha tetapi produksinya turun dari 56 ton menjadi 47 ton, juga buncis luas panen naik dari 352 ha menjadi 377 ha tetapi produksinya turun dari 1.655 ton menjadi 1.441 ton.
Jika dirinci per Kabupaten/Kota yang memiliki produksi terbesar untuk masingmasing komoditas sayuran yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat jumlah produksi bawang merah mencapai 71 ton, kemudian cabai besar produksi terbesar di Kabupaten Buru mencapai 396 ton, cabai rawit produksi terbesar berada di Kabupaten Seram Bagian Barat mencapai 828 ton, Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan penghasil terbesar ketimun mencapai 924 ton, penghasil terung dan kacang panjang terbesar berada di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 1.656 ton dan 856 ton. Kabupaten Maluku Tenggara merupakan penghasil Kol/Kubis terbesar mencapai 167 ton, Kota Ambon adalah penghasil petsai/sawi terbesar mencapai 1.111 ton, tomat dengan produksi mencapai 527 ton berada di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kota Ambon menjadi penghasil bawang daun terbesar mencapai 24 ton dan Kabupaten Maluku Tengah sebagai penghasil buncis terbesar mencapai 479 ton.
5.2. Perkebunan
Produksi kelapa tahun 2016 meningkat dibandingkan produksi tahun 2015, dimana tahun 2016 produksi kelapa mencapai 96.914,3 ton dari luas areal tanam 113.040,8 ha, luas areal tanaman yang menghasilkan juga naik menjadi 83.627 sedangkan tanaman rusak turun menjadi 6.503,4 ha, luas areal tanaman cengkeh 43.620,3 ha yang terdiri dari tanaman muda 7.269,9 ha, tanaman menghasilkan 31.379,8 ha dan tanaman rusak 4.970,8 ha dengan bertambahnya luas areal tanaman yang menghasilkan sehingga berpengaruh terhadap jumlah produksi cengkeh yang meningkat dibandingkan tahun lalu (13.264) sebanyak 20.805,2 ton. Tanaman pala yang merupakan salah satu tanaman unggulan Maluku, tahun 2016 luas areal tanaman muda 12.644,5 ha, tanaman menghasilkan 16.828,6 dan tanaman rusak 2.074,3 ha, total luas areal tanam mencapai 31.547,4 ha dengan bertambahnya luas areal tanaman yang menghasilkan serta berkurangnya tanaman rusak sehingga berdampak terhadap naiknya produksi pala yang mencapai 5.020,2 ton. Selanjutnya tanaman kakao walaupun luas areal tanaman muda, tanaman menghasilkan dan tanaman rusak menurun dibanding tahun lalu masing-masing 5.846,1 ha, 15.586,6 ha dan 3.676,7 tetapi produksi kakao tahun 2016 merupakan yang terbesar empat tahun ini yaitu 11.425,4 ton. Untuk produksi kopi mencapai 421,9 ton, jambu mete sebanyak 1.175,8 ton, kelapa sawit sebanyak 62,0 ton, tanaman pinang sebanyak 1,9 ton, tanaman kapuk sebanyak 4,0 ton, tanaman sagu sebanyak 9.373,3 ton, kenari sebanyak 1,3 ton, tanaman kemiri sebanyak 3,0 ton, tanaman aren sebanyak 0,4 ton.
5.3. Kehutanan
Luas kawasan hutan menurut jenis hutan di Provinsi Maluku tahun 2016 terdiri atas hutan Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) 429.538 ha, hutan produksi terbatas 894.258 ha, hutan lindung 627.256 ha, hutan produksi tetap 643.699 ha, hutan produksi konversi 1.324.866 ha, secara keseluruhan luas kawasan hutan mencapai 3.919.617 ha. Perusahaan yang memiliki izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayuhutan alam/hutan tanaman (IUPHHKHA/ HT) berkurang dari 15 pada tahun 2015 menjadi 14 perusahaan dengan total luas yang juga berkurang dari 799.890 ha menjadi 758.890 ha. Dari 14 perusahaan yang ada saat ini 12 perusahaan yang masih aktif dan 2 perusahaan yang belum aktif. Produksi plywood tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun 2015 dari 1.428,3288 M³ menjadi 1.470,4400 M³, produksi veneer menurun dari 1.729,1040 M³ menjadi 1.234,1200 M³. Produksi kayu bulat juga mengalami penurunan dari 307.610,68 M³ menjadi 274.958,04 M³. Produksi hasil hutan non kayu yang terdiri dari damar kopal sebanyak 118,52 ton, minyak kayu putih mencapai 17.840,00 liter, rotan sebanyak 16,45 ton, gaharu sebanyak 20,00 kg, kemedangan sebanyak 108,12 kg dan daun kayu putih sebanyak 475,00 ton, dari 6 jenis komoditi hasil hutan non kayu diatas hanya damar kopal yang produksinya mengalami kenaikan sedangkan lainnya produksinya menurun dibandingkan produksi tahun 2015.
5.4. Peternakan
Populasi sapi tahun 2016 sebanyak 94.301 ekor menurun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 95.891 ekor, Kabupaten Maluku Tengah memiliki populasi sapi terbesar diantara Kabupaten/Kota lainnya sebanyak 30.266 ekor, jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 31.158 ekor, populasi kerbau juga mengalami penurunan dari 19.761 ekor tahun 2015 menjadi 15.345 ekor tahun 2016 dan Kabupaten Maluku Barat Daya masih sebagai pemilik kerbau terbesar yaitu 11.075 ekor, tetapi menurun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 15.425 ekor, selanjutnya populasi kambing bertambah dari 95.752 ekor tahun 2015 menjadi 103.678 ekor tahun 2016 dan tetap masih Kabupaten Maluku Barat Daya yang memiliki populasi kambing terbesar yaitu 40.492 ekor, populasi ini meningkat dibandingkan tahun 2015 yang hanya 35.688 ekor, kemudian populasi domba yang hanya terdapat di Kabupaten Maluku Barat Daya mencapai 11.103 ekor, populasi ini mengalami kenaikan dari tahun 2015 yang berjumlah 10.086 ekor. Populasi babi berjumlah 78.475 ekor, jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2015 sebanyak 83.730 ekor dan Kabupaten Maluku Barat Daya juga yang memiliki populasi babi terbesar yaitu 46.353 ekor, populasi ini menurun dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah 48.231 ekor. Selanjutnya populasi kuda berjumlah 1.103 ekor, itik berjumlah 545.997 ekor, ayam petelur berjumlah 19.270 ekor, ayam pedaging berjumlah 72.190 ekor dan ayam buras mencapai 2.302.905 ekor. Produksi telur ayam buras tahun 2016 sebanyak 37.278.269 butir, sebagai produsen telur terbesar yaitu Kabupaten Buru mencapai 26.490.326 butir, produksi telur ayam petelur berjumlah 2.321.650 butir, Kabupaten Maluku Tengah merupakan penghasil telur terbesar yaitu sebanyak 687.700 butir dan produksi telur itik mencapai 52.530.372 butir, produksi terbesar berada di Kabupaten Buru mencapai 48.093.262 butir. Produksi daging sapi tahun 2016 mencapai 1.995 ton, menurun dibandingkan produksi tahun 2015 yang berjumlah 2.109 ton, produksi daging kerbau sebanyak 160 ton (angkanya tersedia baru tahun 2016), produksi daging kambing sebanyak 342 ton, produksi daging domba sebanyak 33 ton, produksi daging babi sebanyak 920 ton, produksi daging kuda sebanyak 2 ton, produksi daging itik sebanyak 342 ton, produksi daging ayam petelur sebanyak 14 ton, produksi daging ayam pedaging sebanyak 64 ton dan produksi daging ayam buras sebanyak 266 ton.
5.5. Perikanan
Produksi ikan tambak tahun 2016 sebanyak 5.238,06 ton dengan nilai produksi sebesar 141.128.750.000 rupiah, produksi ikan kolam sebanyak 181,98 ton dengan nilai produksi sebesar 5.498.500 rupiah dan produksi ikan laut mencapai 596.771,01 ton dengan nilai produksi sebesar 1.207.045.145 rupiah. Jumlah rumah tangga perikanan (RTP) tahun 2016 sebanyak 52.358, sedangkan perahu tanpa motor menurut ukuran kecil, sedang dan besar masing-masing 6.685 perahu, 2.920 perahu dan 1.426 perahu, sehingga jumlah keseluruhan perahu tanpa motor di Provinsi Maluku mencapai 11.031 perahu, Kabupaten Maluku Tengah merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga perikanan dan perahu tanpa motor terbesar yaitu 15.353 rtp dan 3.543 perahu, sedangkan yang terkecil rumah tangga perikanannya adalah Kabupaten Buru hanya 644 rtp dan Kota Tual yang memiliki perahu tanpa motor terkecil yaitu 16 perahu saja. Jumlah perahu kapal penangkapan ikan sebanyak 2.130 buah yang terdiri dari 1.524 perahu tanpa motor, 568 motor tempel dan 38 kapal motor, jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 2.125 buah. Alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan sebagian besar mengalami peningkatan antara lain pukat cincin sebanyak 458 buah, jarring insang sebanyak 21.941 buah, jarring angkat sebanyak 1.935 buah, pole and line sebanyak 1.425 buah, pancing lainnya sebanyak 51.277 buah, pengumpul karang sebanyak 268 buah, perangkap sebanyak 3.258 buah, alat penangkap taripang 307 buah, alat penangkap kepiting sebanyak 336 buah dan alat lainnya sebanyak 6.339 buah. Produksi dan nilai produksi hasil perikanan tahun 2016 antara lain udang sebanyak 5.641,5 ton senilai 143.870.925.000 rupiah, cakalang sebanyak 59.057,6 ton dengan nilai 595.464.350.000 rupiah, kembung sebanyak 28.823,6 ton dengan nilai 249.540.700.000 rupiah, julung sebanyak 11.966,0 ton dengan nilai 63.849.000.000 rupiah, teri sebanyak 10.377,8 ton dengan nilai 55.915.650.000 rupiah, layang sebanyak 37.329,0 ton dengan nilai 207.157.500.000 rupiah, selar sebanyak 12.842,4 ton dengan nilai 66.921.700.000 rupiah, lain-lain sebanyak 386.736,5 ton dengan nilai 3.489.700.496.000 rupiah dan ikan tuna sebanyak 14.363,2 ton dengan nilai 167.160.400.000 rupiah, jumlah seluruh produksi di Provinsi Maluku tahun 2016 sebanyak 567.137,6 ton dengan nilai produksi mencapai 5.039.580.721.000 rupiah. Kabupaten Maluku Tengah sebagai penghasil ikan terbesar diantara Kabupaten/Kota lainnya yaitu sebanyak 139.627,5 ton dengan nilai produksi mencapai 1.001.182.226.000 rupiah, kemudian Kabupaten Seram Bagian Timur sebanyak 105.062,8 ton dengan nilai produksi 833.363.600.000 rupiah. Ekspor hasil perikanan tahun 2016 sebanyak 3.195,91 ton dengan nilai produksi 24.965.440 US $. (angka sementara).
6.1 Perindustrian.
Data industri yang ditampilkan pada publikasi ini masih menggunakan data tahun 2015, karena data tahun 2016 belum tersedia pada instansi terkait yang menjadi sumber data tersebut. Industri pangan di Provinsi Maluku terdiri atas perusahaan formal berjumlah 614 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 3.229, jumlah investasi mencapai 50.634.863.000 rupiah dan non formal berjumlah 2.030 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 6.500, investasinya mencapai 20.593.278.000 rupiah. Perusahaan industri pangan formal terbanyak berada di Kabupaten Buru dan diikuti Kota Ambon masing-masing berjumlah 111 perusahaan dan 103 perusahaan, sedangkan untuk perusahaan non formal terbanyak di Kota Ambon dan dikuti Kabupaten Buru yaitu 397 perusahaan dan 304 perusahaan, sehingga berpengaruh juga terhadap penyerapan tenaga kerja dan jumlah investasi di kedua Kabupaten/Kota tersebut, perusahaan formal di Kabupaten Buru menyerap
sebanyak 557 tenaga kerja dengan jumlah investasi sebanyak 6.991.530.000 rupiah, kemudian Kota Ambon menyerap sebanyak 687 tenaga kerja dengan jumlah investasi sebanyak 14.357.916.000 rupiah.
Selanjutnya perusahaan non formal yang beroperasi di Kota Ambon dapat menyerap 1.536 tenaga kerja yang menghasilkan investasi sebanyak 3.671.906.000 rupiah dan Kabupaten Buru merupakan kedua terbesar yaitu dapat menyerap 1.064 tenaga kerja yang menghasilkan investasi mencapai 3.128.377.000 rupiah. Perusahaan formal yang bergerak dalam industri sandang di Provinsi Maluku tahun 2015 berjumlah 344 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.908 orang dengan nilai investasi mencapai 23.055.077.000 rupiah, sedangkan untuk perusahaan non formal berjumlah 1.060 perusahaan yang menyerap tenaga kerja sebanyak 5.022 dengan nilai investasi mencapai 9.985.611.000 rupiah.
Industri kerajinan yang digeluti oleh perusahaan formal berjumlah 259 perusahaan yang menyerap 1.229 tenaga kerja dengan nilai investasi sebanyak 4.534.080.000 rupiah, sedangkan jumlah perusahaan non formal lebih banyak lagi yaitu 568 perusahaan dengan penyerapan 2.123 tenaga kerja dengan nilai investasi sebanyak 4.071.471.000 rupiah
6.2. Pertambangan
Kegiatan pertambangan di Provinsi Maluku tahun 2016 mengalami penurunan yang sangat signifikan, hal ini ditandai dengan berkurangnya jumlah izin usaha pertambangan yang dikeluarkan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku, tahun 2015 izin usaha pertambangan berupa eksplorasi 109 izin dan tahun 2016 turun menjadi 29 izin, tetapi jika dilihat jumlah izin operasi produksi dari 16 pada tahun 2015 meningkat menjadi 48 izin pada tahun 2016, sehingga secara keseluruhan izin ekplorasi dan izin operasi produksi mengalami penurunan yaitu dari 125 izin pada tahun 2015 menjadi 77 izin yang dikeluarkan oleh Dinas ESDM Provinsi Maluku pada tahun 2016.
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual oleh pihak Pertamina Cabang Ambon terdiri dari avtur, premium, minyak tanah dan minyak solar, jika dibandingkan tahun 2015 hanya solar yang penjualannya mengalami kenaikan yaitu dari 154.900 kl menjadi 208.915 kl pada tahun 2016, sedangkan avtur, premium dan minyak tanah mengalami penurunan penjualan, avtur 210 kl tahun 2015 menjadi 136 kl tahun 2016, premium dari 63.178 kl tahun 2015 menjadi 58.951 kl tahun 2016 dan minyak tanah dari 42.915 kl tahun 2015 menjadi 42.519 kl tahun 2016.
6.3. Energi
Pada tahun 2016, PT. PLN (Persero) Wilayah IX Cabang Ambon yang membawahi area Ambon dan Masohi, masing-masing menghasilkan sebanyak 430.269.525 Kwh, yang terjual sebanyak 311.591.438 Kwh dengan nilai jual sebesar 305.650.168.382 rupiah dan 106.362.615 Kwh, yang terjual sebanyak 72.485.395 dengan nilai jual mencapai 50.368.409.966 rupiah. PT. PLN (Persero) Wilayah IX Cabang Tual tahun 2016 memproduksi sebanyak 113.685.730 Kwh dengan penjualan sebanyak 99.201.017 sehingga menghasilkan penjualan mencapai 91.568.060.558 rupiah. Jika dilihat dari jumlah mesin terpasang terbanyak di Cabang Masohi yaitu 113 mesin, kapasitas terpasang Cabang Ambon yang terbanyak yaitu 96 Kw, daya mampu PLN terbesar di Cabang Ambon 27.075 Kw, daya mampu sewa terbesar di Cabang Ambon 45.000 Kw, beban puncak terbesar di Cabang Ambon 67.349 Kw, produksi bruto terbesar di Cabang Ambon 430.269.525, pemakaian sendiri (PS) terbesar di Cabang Ambon 22.197.683, persentase PS, susut terbesar di Cabang Ambon 96.482.414, persentase susut terbesar di Cabang Masohi 31,71 %, penjualan terbesar di Cabang Ambon 311.589.429 Kwh, nilai Kwh terjual terbesar di Cabang Ambon 305.618.317.019 rupiah, faktor beban terbesar di Cabang Ambon 99.65%, faktor kapasitas terbesar di Cabang Ambon 51,13 % dan jumlah langganan terbesar di Cabang Ambon sebanyak 160.739 pelanggan.
Jumlah pelanggan air minum di Kota Ambon yang disalurkan oleh PDAM Kota Ambon pada tahun 2016 mencapai 10.791 pelanggan yang terdiri atas pelanggan rumah tempat tinggal sebanyak 10.180, badan sosial dan rumah sakit sebanyak 89, tempat
peribadatan sebanyak 21, sarana umum sebanyak 201, pertokoan dan industri sebanyak 228, instansi pemerintah sebanyak 69 dan lain-lain sebanyak 3, dengan jumlah produksi air minum selama setahun mencapai 5.879.366 M3.
8.1. H o t e l
Pada tahun 2016 Jumlah hotel bintang di Provinsi Maluku berjumlah 19 hotel, berkurang 3 hotel dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah 22 hotel sehingga berdampak juga terhadap jumlah kamar dan tempat tidur yang tersedia, jumlah kamar dari 1.076 menjadi 1.016 buah dan jumlah tempat tidur dari 1.555 menjadi 1.535 buah. Keberadaan hotel bintang pun masih terkonsentrasi di Ibu Kota Provinsi yaitu Kota Ambon berjumlah 14 hotel dan lainnya Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat masing-masing 2 hotel dan Maluku Tengah 1 hotel. Berbeda dengan hotel bintang, jumlah hotel non bintang bertambah sebanyak 48 hotel menjadi 216 hotel sehingga berpengaruh juga terhadap jumlah kamar yang tersedia menjadi 3.516 (bertambah 715 kamar) serta jumlah tempat tidur yang bertambah 1.067 menjadi 4.582 kamar.
8.2. Pariwisata
Tahun 2016 Jumlah wisatawan asing yang berasal dari Negara-negara ASEAN mencapai 394 orang, menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 965 orang, wisatawan asing yang berasal dari Negara-negara Asia mencapai 1.067 orang, menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 1.172 orang wisatawan asing yang berasal dari Australia dan Selandia Baru mencapai 520 orang, menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 671 orang, wisatawan asing yang berasal dari Amerika (Amerika Serikat, Kanada dan Amerika Lainnya) mencapai 647 orang, menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 1.197 orang, wisatawan asing yang berasal dari Negara-negara Eropa mencapai 6.296 orang, menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 8.876 orang dan wisatawan asing yang berasal dari Negara-negara Afrika mencapai 24 orang.
Kunjungan wisatawan domestik ke Provinsi Maluku yang berasal dari Jakarta setiap tahun masih tertinggi jika dibandingkan dari daerah-daerah lainnya, tahun 2016 jumlah wisatawannya mencapai 58.620 orang, jumlah ini menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah 63.654, kemudian diikuti wisatawan yang berasal dari Makassar berjumlah 7.148, meningkat jika dibandingkan tahun 2015 sebanyak 6.079
orang, sedangkan wisatawan asal Surabaya merupakan ketiga tertinggi yaitu 6.927 orang, menurun jika dibandingkan tahun 2015 mencapai 5.962 orang
9.1.1. Perhubungan Darat
Pada tahun 2016, berdasarkan data dari Balai Jalan Nasional IX dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota se Maluku, panjang jalan Nasional mencapai 1.771,67 Km, dengan rincian sebagai berikut : jalan yang diaspal mencapai 1.344,33 Km, tanah mencapai 160,00 Km dan lainnya mencapai 267,24 Km. Kondisi jalan nasional antara lain kondisi baik mencapai 1.332,61 Km, kondisi sedang mencapai 125,76 Km, kondisi rusak ringan mencapai 46,30 Km dan kondisi rusak berat mencapai 267,00 Km. Panjang jalan Provinsi menurut permukaan jalan terdiri atas jalan diaspal mencapai 600,92 Km, jalan kerikil mencapai 38,83 Km dan jalan tanah mencapai 440,55 Km, kondisi jalan Provinsi dirinci sebagai berikut : kondisi baik mencapai 390,48 Km, kondisi sedang 100,73, kondisi rusak ringan mencapai 97,38 dan kondisi rusak berat mencapai 491,71 Km. Kabupaten Maluku Tengah memiliki jalan Nasional terpanjang yaitu 520,27 Km, sama halnya dengan jalan Provinsi terpanjang terdapat di Kabupaten Maluku Tengah juga yaitu 249,43 Km, sedangkan jalan Nasional dan Provinsi terpendek adalah di Kota Tual 21,33 Km dan 4,67 Km.
9.1.2 Perhubungan Laut
Perhubungan laut merupakan akses transportasi yang paling utama di Provinsi Maluku, sehingga juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, tahun 2016 armada angkutan laut berupa kapal lokal/ rakyat berjumlah 15 unit, kapal penumpang cepat berjumlah 7 unit, kapal perintis berjumlah 18 dan kapal penumpang Pelni berjumlah 7 unit, sedangkan perusahaan pelayaran yang beroperasi di Provinsi Maluku antara lain perusahaan pelayaran Nusantara berjumlah 3 unit, perusahaan lokal dan rakyat berjumlah 36 unit, kemudian Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) berjumlah 21 unit dan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) berjumlah 24 unit Terdapat sembilan unit kapal penumpang milik PT. Pelni yang berlayar melewati wilayah Provinsi Maluku pada tahun 2016 baik yang melayani penumpang maupun bongkar dan muat barang, kapal yang terbanyak melayani penumpang yaitu KM. Tidar dengan jumlah penumpang turun sebanyak 53.980 orang dan penumpang naik sebanyak 58.046 orang, diikuti KM. Dorolonda melayani penumpang turunsebanyak 39.460 orang dan penumpang naik sebanyak 42.430 orang.
9.1.3 Perhubungan Udara
Untuk melayani penerbangan di Provinsi Maluku, selain jumlah pesawat maupun maskapai yang perlu penambahan, peran infrastruktur juga sangat penting untuk menunjang kelancaran dan keselamatan penerbangan, tahun 2016 berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Provinsi Maluku terdapat 13 bandara/ lapangan terbang yang melayani penerbangan di Provinsi Maluku, bandara yang memiliki runway terpanjang yaitu bandara Pattimura-Ambon dengan panjang 2.500 x 45 m, disusul bandara Karel Satsuitubun-Langgur dengan panjang 2.350 x 45 m dan bandara dengan runway terpendek yaitu bandara Liur Bunga-Larat panjangnya hanya 800 x 23 m. Rute penerbangan juga mengalami penambahan rute, terdapat tiga maskapai pernerbangan komersil yang beroperasi antar Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku antara lain : Garuda Indonesia malayani rute Ambon-Langgur (3 x seminggu) dan Ambon-Saumlaki (setiap hari) dengan jenis pesawat ATR 72 – 600 dengan kapasitas seat 70 buah, kemudian Wings Air melayani rute Ambon-Saumlaki (2 x sehari), Ambon-Langgur (2 x sehari) dan Ambon-Namrole (4 x seminggu) jenis pesawatnya adalah ATR 72 – 600 berkapasitas 70 seat dan selanjutnya Trigana Air melayani Ambon-Dobo (setiap hari), Ambon-Langgur (setiap hari) dan Ambon-Kufar (4 x seminggu) dengan jenis pesawat ATR 72 – 600 berkapasitas 42 seat.
9.2. Komunikasi 9.2. Communication
Infrastrukur komunikasi di Provinsi Maluku tahun 2016 antara lain : kantor daerah telepon berjumlah 2 unit, kantor cabang telepon berjumlah 10 unit, sentral telepon berjumlah 12 unit, kapasitas sentral otomat berjumlah 8 unit dengan total kapasitas 8 unit, sedangkan kapasitas terisi otomat berjumlah 8 unit dan total kapasitas terisi berjumlah 8 unit, kesemuanya itu berada di Kota Ambon dan Kota Tual. Kapasitas sentral telepon mencapai 35.851 dan lokasi Kota Ambon yang memiliki kapasitas terbesar yaitu 23.500, disusul lokasi Passo mencapai 2.900 dan Kota Tual mencapai 2.952. Jumlah langganan telepon di Provinsi Maluku setiap bulannya mengalami kenaikan, hanya pada bulan Agustus yang mengalami penurunan sedikit, jumlah langganan selama tahun 2016 mencapai 15.027 pelanggan.